Langsung ke konten utama

Curug Ciparay dan Harta Karun Kopi Ciputri (Part II)


Belajar tentang kopi bagiku bukan soal gaya-gayaan atau ikut-ikutan tren. Lebih dari itu, bagiku mempelajari mutiara hitam dari Ethiopia ini merupakan upaya untuk memahami sesuatu, atau mungkin ... seseorang.

Setelah ‘turun gunung’ dan sampai di pemukiman warga, kami berhasil menemukan Pak Abeng karena diantar oleh salah seorang penjaga loket masuk yang baik sekali.

“Pak ieu aya tamu nu neangan (pak ini ada tamu yang nyariin).” Teriak si akang penjaga loket ke Pak Abeng yang rupanya sedang mengecat rumah di lantai atas.

“Makasih ya kang udah dianterin hehehe.”

“Ia teh saya balik lagi ke sana ya.”

Tak lama Pak Abeng atau yang dikenal juga dengan Pak Anda turun dengan tangan yang dipenuhi cipratan cat berwarna kuning. Terangnya, ia sedang membangun homestay untuk pengunjung di lantai atas. Seorang nenek tua kemudian ikut keluar dari rumah kayunya untuk menyalami kami berdua dengan senyuman yang hangat. Memakai baju tradisional dan rambut yang tergulung rapi, tiba-tiba saya teringat Mbah Sis di Yogyakarta.

“Assalamualaikum Pak Abeng. Saya Azizah dan ini teman saya Puji. Tadi kita abis main ke Curug Ciparay dan ada warung yang katanya jual kopi asli Ciputri tapi ternyata tutup. Ada ibu di sana yang bilang kalau saya mau cari kopi Ciputri ke Pak Abeng saja langsung.”

“Waalaikumsalam. Oh iya neng betul di sini jual kopi Ciputri. Sini masuk, Bapak bikinin kopi Ciputri kalo neng mau nyobain.”jawabnya dengan logat Sunda yang halus dan kental.

“Makasih pak, saya jujur tertarik buat ulas kopi khas Ciputri ini di blog saya. Tapi sebelum saya cobain kopinya, boleh tau kebun kopinya sebetulnya ada di mana?”

“Kalau kebun kopinya tersebar neng, ada yang di kebun dan di hutan. Paling dekat di sebelah bukit sana. Ayok liat ke sana bapak antar. Ke yang paling dekat aja ya.”

“Tapi ini kami ganggu nggak pak? Kalau sibuk nggak apa-apa nggak usah hehehe.”

“Oh nggak neng tenang aja. Ayo.”

Di Kebun Kopi Ciputri

Sumber : dok. pribadi
Dari rumah Pak Abeng, kami berjalan sekitar 15 menit menuju sebuah bukit yang dari lantai atas rumahnya pun dapat kelihatan. Melewati jalan bersemak, kami akhirnya sampai di sebuah dataran miring tempat tanaman-tanaman kopi khas Ciputri itu tumbuh. Tidak terlalu banyak pohon kopi di sana. Pohon-pohonnya relatif masih kecil namun sebagian batangnya telah ditumbuhi buah-buah kopi yang masih berwarna hijau. Tanahnya dipenuhi rumput-rumput hijau setinggi betis. Kebun kopi yang satu ini diselingi juga oleh pohon-pohon lain.

Sumber : dok. pribadi
Pak Abeng. Sumber : dok. pribadi
“Nah ini yang paling deket neng, kalo kebun yang lain ada di bawah sana. Lebih luas agak jauh. Yang lainnya ada di hutan.”

Kata Pak Abeng, kebun kopi di Ciputri biasanya panen raya di bulan Juni hingga Juli. Saat ini produksi kopi sedang tidak terlalu banyak. Kopi di kebun yang kami datangi pun cukup sedikit dan masih hijau-hijau. Kopi yang ditanam di sini kebanyakan kopi robusta, ada juga arabika.

“Ada juga kopi luwak neng.”

“Hah kopi Luwak? Yang bener pak? Emang di sekitar sini ada Luwak ya?”

“Ada banyak di sekitar hutan.”

Kalau mendengar kopi robusta dan arabika sepertinya sudah biasa, tapi di Bogor Barat ada tempat yang menghasilkan kopi luwak, itu tentu jadi informasi yang berharga.

Kopi Luwak biasanya disetorkan para petani kampung Ciputri yang tak sengaja menemukan kotoran Luwak atau memang sengaja mencarinya sampai ke hutan. Biasanya Luwak membuang kotoran di atas batu. Kalau dirata-rata, satu bulan bisa dapat setengah kilo kopi Luwak. Kalau sedang beruntung, satu bulan bisa dapat sampai 5 kilo kopi luwak dari para petani.

“Ini kopi jaman turunan Belanda dulu, ada satu macem lagi kopi Brida namanya. Tapi sekarang lagi kosong barangnya.”Ujarnya.

Katanya perbedaan kopi Brida dengan kopi rata-rata di sini adalah pohonnya yang relatif lebih besar. Bisa hampir 3 meter tingginya. Untuk ukuran biji kopi, hampir sama dengan biasanya. Tapi ada satu yang spesial menurut Pak Abeng yaitu volume kopi Brida yang bisa mengembang sampai  50 persen.

Untuk harga kopi Ciputri kualitas 1, Pak Abeng memasang banderol Rp. 35.000-Rp.45.000 perkilogramnya, untuk kualitas 2 ia membanderol harga Rp. 35.000 perkilogram, sedangkan untuk kopi Brida Rp. 60.000 perkilogram.

Lain halnya dengan kopi luwak yang eksklusif yaitu Rp. 700.000 – Rp. 1.000.000 perkilogramnya. Tapi biasanya kopi-kopi luwaknya sudah dikemas ke dalam kemasan 200 gram dengan harga Rp. 120.000 per-kemasan.

Kemasan Kopi Ciputri. Sumber : dok. pribadi

Kemasan lain  Kopi Ciputri. Sumber : dok. pribadi

Kemasan Kopi Ciputri Sumber : dok. pribadi
Soal pemasaran, biasanya ia kedatangan tamu yang memang sengaja mencari kopi Ciputri atau dijual di warung sekitar Curug Ciparay. Ia juga seringkali mensuplai kopi ke daerah Blok M, katanya untuk suplai di sebuah kafe. Beberapa pameran pun pernah ia ikuti, di antaranya pameran kopi internasional di BSD Tangerang, di Pakansari Cibinong, undangan para petani kopi di IPB dan lain sebagainya.

Pak Abeng mengatakan, selama menanam kopi 25 tahun, ia tidak pernah menggunakan pupuk kimia untuk tanaman kopinya. Ia hanya menaruh rumput-rumput atau dedaunan busuk di atas area tanahnya alias menggunakan pupuk organik. Pak Abeng biasanya akan memotong ranting-ranting yang tidak perlu. Katanya, supaya nutrisi dari tanah maksimal tersalurkan ke arah biji kopi.

“Kebun kopi di sini pernah diukur oleh Pak Camat. Luasnya lebih dari 25 hektar kalau ditotal-total. Nggak kurang.”Tambahnya.

Untuk status tanah, kopi-kopi di Ciputri tumbuh di atas lahan milik perhutani. Selama tidak digundulkan, para petani di Ciputri dipersilahkan membudidaya kopi di atas lahan perhutani dan menurut pengakuan Pak Abeng, ia pernah mendapat dukungan dari Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup yaitu Ibu Siti Nurbaya ketika bertemu di Institut Pertanian Bogor (IPB). Katanya, ia akan dibantu kementerian untuk dibuatkan sertifikat. Akhir-akhir ini memang Pak Abeng sedang mencoba untuk mengurus legalitas pertanian kopi Ciputri.

Di perjalanan kembali menuju rumah Pak Abeng, saya iseng bertanya satu hal.

“Pak, menurut bapak nih ya. Lebih enak mana. Kopi Ciputri, kopi Brida, atau kopi Luwak?”

“Kalau menurut saya setiap kopi pasti punya ciri khasnya sendiri. Tapi saya suka mendengar kata pembeli, alhamdulillah katanya bagus gitu (semuanya). Tapi kalo yang paling enak si ya enak Luwak.”

(JELAS PEMIRSAH, harga perkilonya bisa buat biaya makan anak kost sebulan hahaha)

“Pak pait nggak?”Kata Puji penasaran.

“Ya pait. Kalau robusta itu lebih pait dari arabika. Arabika ada asem-asemnya. Kalau punya penyakit asam lambung lebih baik minumnya robusta aja.”

Suasana kampung Ciputri Sumber : dok. pribadi

Mengenal Biji Kopi Ciputri

Kopi yang belum dikupas. Sumber : dok. pribadi
Sebelum diseduhkan kopi, kami diajak Pak Abeng melihat-lihat biji kopi dari yang masih mentah sampai yang sudah diolah.

Ia menunjukkan biji-biji kopi Ciputri dalam sebuah kantong. Di dalamnya tercampur jenis kopi robusta dan arabika.

“Kalau dari bentuk robusta bentuk bijinya agak bulat, kalau arabika agak lonjong. Cuma itu ada 3 jenis kayaknya. Robusta, arabika dan ada eksalsa. Kalau eksalsa ada ekornya tapi hampir sama bentuknya dengan robusta. Kalau soal rasa lebih mirip sama arabika.”Jelasnya.

Rata-rata para petani menyetorkan biji kopi dengan cara dicampur. Padahal menurut Pak Abeng, kalau masing-masing jenis kopi dipisah, para petani bisa dapat nilai jual lebih tinggi.

Kopi Ciputri Sumber : dok. pribadi
Kopi Luwak yang belum disangrai. Sumber : dok. pribadi
“Ini harganya kalau dipisah-pisah lumayan. Ada juga yang Lanang kalo dipilihin lebih mahal lagi. Yang Lanang itu bijinya unik. Dia agak bulat dan cuma satu.”

“Lanang?” Tanya saya penasaran.

“Bujang  zaaahhh, hahaha.” celetuk Puji

“Hahahahaaaaaa.”Saya dan Pak Abeng cuma cengegesan

Kopi lanang. Sumber : dok. pribadi
Ada satu jenis kopi yang didapatkan Pak Abeng dari temannya. Jujur ia belum mengetahui jenis kopi apa yang didapatnya, warnanya hitam dan saya menciumnya seperti aroma harum sekaligus angus. Entah deh saya nggak ngerti apa memang aromanya seperti itu atau memang hangus beneran.

Kopi tak bernama. Sumber : dok. pribadi
“Saya belum kebeli roasting-an. Harganya yang standar aja 12 jutaan. Penggilingan aja yang bagus harga 12 juta. Kalo kemarin saya beli penggilingan yang elektrik yang relatif murah. Baru punya penggilingan saya, belum kebeli yang lain.”

“Semoga bapak banyak rejeki biar bisa cepet kebeli alat-alatnya ya. Aaamiin.”

“Iya aamiin mudah-mudahan neng. Kalau roasting-an, makin mahal alatnya rasanya juga makin lumayan. Karena kan itu sudah ada aturan matangnya. Kalau disangrai mah kita nggak tau takaran berapa jam dan apinya juga kurang paham. Suhunya segala macem emang sudah bisa diatur di roasting-an. Saya belum kebeli.”Tambahnya

Waktunya Icip-icip Kopi Ciputri

Sumber : dok. pribadi
Jadilah seperti kopi tubruk. Lugu, sederhana, namun sangat memikat jika kita mengenalnya lebih dalam. -Filosofi Kopi
Di ruang tamu, diseduhkannya kami beberapa gelas kopi. Seketika aroma kopi panas menyeruak di area ruang tamu rumah Pak Abeng. Asap-asap mengepul dari beberapa cangkir kopi yang dituangnya. Istrinya sengaja memasak air panas dan mendidih demi menyajikan cita rasa kopi terbaik untuk kami. Saya mencoba kopi Ciputri dan kopi tak bernama yang beraroma hangus itu. Tapi mohon maaf nih Sahabat Travelosofies, kesimpulan rasanya belum bisa saya jelaskan dengan baik. Maklum, masih harus banyak belajar nih hehehe. Kalau penasaran, jangan pake mikir pokoknya cobain langsung ke sini yaaa.

Rasanya pahit sudah pasti, kami mencobanya tanpa gula.

“Kalau penggilingannya ada di sana, cuman sejauh ini saya juga biasanya ditumbuk. Kata yang beli emang enakan ditumbuk. Kadang-kadang kalau habis digiling saya tumbuk sebentar, biar ada khasnya.”

“Itu kopi luwak seribuan yang di warung-warung menurut bapak gimana rasanya?”Kata Puji penasaran.

“Wah itu si paling hanya 1 persen aja rasa kopi luwaknya, lebih banyak cream.”

“Waduhhh!!!”

“Ada lagi kopi yang biasa untuk diet. Namanya kopi hijau. Dari sini juga tapi lagi kosong. Biasanya dibikin kapsul.”

“Tapi emang beneran bisa buat diet pak?”Ujar saya spontan karena belum tahu ada kopi untuk diet hihihi

“Iya bisa neng.”

“Ya kecuali lo minum kopinya sama pisang goreng dan bala-bala 10 jah ya nggak bakalan manjur ahahaha.”

“Hahahahahaaaaa bodoamat jiiii.”

“Tips bikin kopi yang enak apa sih pak?”Tanya saya

“Kopinya harus diseduh dengan air mendidih. Kopi dulu baru gulanya. Kalau pengen ada asem-asemnya itu lama nggak diaduknya. Diamkan dulu sekitar 3 menit nanti dia ada rasa asam-asamnya. Kalau mau pait itu pas disiram air panas langsung diaduk.”jelasnya.


Dari pertemuan itu, sedikit banyaknya Pak Abeng memberikan pengetahuan baru soal kopi kepada kami. Betah betul kami menyeruput kopi panas sambil berbagi cerita dengannya. Pak Abeng sangat ramah, sahajanya terpancar dalam sikapnya yang tenang dan ucapannya yang rendah hati. Saya jadi tahu bahwa tak usah kemana-mana jika orang lain tanya kopi khas Bogor ada dimana. Saya pikir, kopi Ciputri punya potensi besar untuk terus dikembangkan. Tak terasa berjam-jam kami les privat soal kopi dengan Pak Abeng dan hari sudah menjelang sore. Waktunya pulang. Saya pun membeli satu kemasan kopi Ciputri untuk teman membaca di rumah.

Siang itu, saya akui harus banyak berterima kasih kepada makhluk Tuhan yang paling bodor bernama Puji Rahayu karena sudah mengajak saya ke Curug Ciparay lalu akhirnya bertemu Pak Abeng dan harta karun kampung Ciputri berupa kopi. Bahagia sekaligus malu sebetulnya, karena desa ini masih satu kecamatan dengan rumah kami tapi kami belum tahu ada perkebunan kopi di sini. Bahkan tak hanya kopi, kami juga menemukan kearifan lokal berupa kerajinan dan permainan Karinding yang dikelola langsung oleh Pak Abeng. Grup Karinding Pak Abeng bernama Group Gentra Giri Putri. Kerap kali mentas dan diundang di acara pemerintah maupun swasta. Selain seorang petani kopi, rupanya kami juga berkenalan dengan seorang seniman. My pleasure, Pak Abeng :)

Kalau cari kopi khas Bogor di mbah Google, yang keluar sudah pasti kebanyakan kopi Liong Bulan. Tapi sebetulnya masih banyak potensi kopi khas Bogor yang siap dikembangkan dan jika dikelola dan dipasarkan dengan baik, kopi lain seperti kopi Ciputri bisa mengembangkan sayap lebih lebar lagi. Yuk kenali bersama kampung kita, rumah kita.

Kampung Ciputri RT 006 RW 008 Desa Ciasihan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor

Komentar


  1. Bosan Di Waktu Luang Kosong ? Nikmati Permainan Agen Judi Online Bolavita Terpercaya Di Indonesia.

    Tersedia :
    • Sabung Ayam
    • Taruhan Bola
    • Casino Live
    • Tembak Ikan
    • Slot Online
    • Tangkasnet
    • PokerVita

    Promo Spesial :
    • Bonus 100% Beruntun Win 8x, 9x, 10x
    • Bonus Deposit Pertama 10%
    • Bonus Deposit Harian 5%
    • Bonus Rollingan 0.8%
    • Bonus Referral 7% + 2%

    Daftar & Klaim Bonusnya Sekarang Juga !
    Hubungi Kontak Resmi Kami Dibawah ini (Online 24 Jam Setiap Hari) :

    » Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
    » ID Telegram : @bolavitacc
    » ID Wechat : Bolavita
    » ID Line : cs_bolavita

    BalasHapus
  2. ArenaDomino Partner Terbaik Untuk Permainan Kartu Anda!
    Halo Bos! Selamat Datang di ( arenakartu.org )
    Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
    Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
    Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
    ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)

    Game Terbaru : Perang Baccarat !!!

    Promo :
    - Bonus Rollingan 0,5%, Setiap Senin
    - Bonus Referral 20% (10%+10%), Seumur Hidup


    Wa :+855964967353
    Line : arena_01
    WeChat : arenadomino
    Yahoo! : arenadomino

    Situs Login : arenakartu.org

    Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
    Min. DEPO & WD Rp 20.000,-

    INFO PENTING !!!
    Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.

    BalasHapus
  3. Selamat Datang di DewaLotto...

    Kini DewaLotto Menyediakan Berbagai Game Betting Online

    Hubungi WA : https://wa.me/855888765575 ( +855 88 876 5575 )

    Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )

    1 USER ID UNTUK SEMUA GAME | TOGEL ONLINE | SLOT GAMES | LIVE CASINO | SPORTSBOOK | SABUNG AYAM | POKER ONLINE & DOMINOQQ | TRANSAKSI DI JAMIN AMAN 100%

    BAGI YANG KESULITAN MENGAKSES SITUS DEWALOTTO DI KARENAKAN INTERNET POSITIF, SILAHKAN GUNAKAN WWW.DEWA-LOTTO.VIP

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Nasi Ketan Kuning

Dokpri Pengalaman jadi anak kost untuk pertama kalinya ketika merantau ke Lampung selama 9 bulan membuatku sehari-hari terbiasa menyiapkan makanan sendiri. Kebetulan di kosan setiap hari selalu masak karena aku dan kawan kost tak terlalu tertarik dengan menu makanan yang dijual di luar. Selain itu, hemat juga kaaann. Nah seringnya masak membuat pelan-pelan aku terdorong mencoba menu-menu baru. Salah satunya ketika diberi beras ketan oleh ibu guru. Awalnya bingung mau diapakan, akhirnya karena aku suka kunyit, kenapa tak kubikin ketan kuning saja, pikirku. Hari itu pun tiba, tapi aku tak ingin bahas tutorial cara membuat nasi ketan kuning karena infonya sudah tak terhitung di Om Google. Yang menarik untukku adalah, aku menemukan satu makna tersembunyi dari makanan yang satu ini. Begini ceritanya ... Awalnya aku membuat nasi ketan kuning sedikit terlebih dahulu sebagai tahap awal percobaan. Hasilnya? Enak tapi terlalu lembek. Pelajarannya adalah, jumlah airnya harus aku kur

Jaling, Lalapan Super dari Lampung

Kenalkan. Ini adalah Jaling. Lalapan yang katanya masih satu geng dengan jengkol dan Pete. Aku menemukan ini pertama kali di Lampung ketika diajak makan bersama oleh Kantor di sebuah rumah makan dan kedua kalinya ketika makan bersama dengan kader Posyandu. Katanya, ini adalah lalapan khas Lampung. Aku dari kecil tidak dibiasakan orang tua makan Pete dan jengkol entah kenapa, sehingga sampai sekarang aku jadi nggak suka rasanya. Teman-teman suka meledek, "Sunda macam apa kamu nggak suka makan Pete jengkol." Hahaha oke-oke emang agak nggak sesuai sama orang Sunda kebanyakan ya. Jadi nggak heran kalau aku juga nggak suka dengan Jaling ini. Waktu itu diminta nyoba oleh Kader, kuicip dengan menggigit sedikit dan rasanya ... Wow ... Lebih tidak enak dari jengkol buatku. Ditambah aromanya yang jauh lebih menyengat berkali-kali lipat. Si Jaling ini masuk daftar lalapan yang belum cocok mampir di lidahku. Tapi terlepas dari itu, aku selalu senang bertemu makanan khas yang jar

Belajar Seni Melepaskan dari Gobind Vashdev Part I

Sumber foto : treindonesia Mendengarkan podcast, hobi baruku hampir setahun belakangan ini untuk mengisi waktu luang. Kadang kuputar sambil bersiap menuju tempat kerja atau sambil setrika baju, berkebun atau bahkan sambil masak. Salah satu podcast yang paling banyak kuputar adalah Podcast Inspigo : Inspiration on the Go dengan tema random mulai dari karir, percintaan, finansial dan lain-lain tapi tema kesukaanku adalah tentang Mindfulness. Podcast bagiku sangat membantu membuka perspektif-perspektif baru dan berlatih memahami ide dan sudut pandang orang lain yang mungkin bisa turut mempengaruhi sudut pandang kita. Salah satu yang paling berkesan bagiku adalah Podcast dengan narasumber Gobind Vashdev, seorang pria berdarah india yang berprofesi sebagai penulis dan pelatih self healing. Dia sebetulnya lebih senang dipanggil sebagai Heartworker atau pekerja hati. Aku tak tahu siapa dia sebetulnya. Baru kenalan dengannya 2 hari yang lalu ketika aku mendengarkan Inspigo sambil ber