Langsung ke konten utama

Seenak Apa Sih Makanan Korea???



Annyeong Haseyo???  Mugi-mugi daramang sadayana. Hehehe :D

Huuuhhh nyoba-nyoba kuliner luar negeri memang agak tricky ya teman-teman, apalagi kita yang notabene dari kecil dicekokin makanan Indonesia khususnya makanan Sunda. Nasi liwet, lalab, sayur asem sama ikan asin udah akrab banget di lidah. Tapi kali ini lidah saya harus dibawa keluar zona nyamannya sebagai LISA (Lidah Sunda Asli) dengan mencoba makanan Korea. Sebenarnya ini bukan pertama kali makan makanan Korea, tapi yasudahlah, tak ada kata terlambat untuk menuliskan sesuatu. Akhirnya saya pergi ke Mujigae bersama Sisca, Raster dan Robi, salah satu restoran makanan Korea terfavorit di Jabodetabek.

Sebenarnya keinginan berburu makanan Korea tak lepas dari seringnya saya nonton film Korea akhir-akhir ini, film yang saya dapat dari Sisca, teman kuliah yang dengan senang hati mentransfer sampai puluhan film Korea sekali pertemuan. Sering adanya adegan makan di dalam film mau nggak mau mengenalkan kita akan makanan khas negara ginseng tersebut. Budaya makan yang cukup meriah dengan decak suara mulut kerap kali berhasil bikin siapapun yang nonton memproduksi kadar air liur lebih dari biasanya alias Ngilerrrzzz!

Sampai di Mujigae, kamipun memesan makanan. Sisca memutuskan untuk memesan Jajangmyeon, Robi memesan Cheese Bibimbap Ori, Raster memesan YNY Chicken Topokki dan saya memesan Mujigae Package 5.

“Lo yakin mesen itu Zah?”

Tanya Raster yang sama sekali nggak jawab pertanyaan pas saya nanya “Kenapa?”

Karena si Raster emang kadang nggak jelas, maka saya hiraukan pertanyaannya dan meyakinkan diri untuk memesan Mujigae Package 5.


15 menit kemudian, makanan pun memenuhi meja kami. Sambil mendengar lagu Touch My Body-nya Sistar yang direquest spesial oleh Raster, kamipun memulai gerakan “anti diet” pada hari Sabtu pukul 14.00 itu. WeekEND? Diet END!




Oke, saya review menunya satu-satu yes?

1. Cheese Bibimbap Ori

Dok. Pribadi
Penampakan pertama saat menu ini datang ke meja adalah porsi makan yang lumayan besar ditemani Pasta Cabai dan satu piring kecil Kimchi. Cheese Bibimbap Ori ala Mujigae ini terdiri dari nasi yang diberi topping rebusan sayur bayam, tauge, wortel, irisan bawang bombay, daging cincang, dan telur mata sapi setengah matang yang disiram keju mozarella. Ups! Si Bibimbap ini paling nggak bisa terlalu lama didiemin (kayak saya) karena harus diaduk selagi panas supaya telur mata sapi setengah matangnya mudah nge-mix sama nasi dan topping lainnya. Aduk hingga rata dan Bibimbap siap disantap!

Setelah diaduk, aroma keju dan saus Bibimbap yang cukup harum menyeruak bersama asap tipisnya yang mengepul. Saat Bibimbap pertama kali masuk ke mulut, sensasi pertama yang dirasakan adalah lembutnya nasi khas Korea berpadu dengan telur setengah matang dan keju mozarella yang gurih. Belum lagi ada sensasi irisan sayuran yang crunchy banget karena dipilih dari sayuran segar. Kalau soal cita rasa yang nongol di menu yang satu ini yang pasti rasa gurih dan agak manis khas Saus Pasta Cabai yang diaduk bersamaan. Nggak ada kata lain yang bisa diungkapin selain M...E...L...T...I...N...G...B...A...N...G...E...T...T...T !!!

“Kalau di Indonesia itu ini disebut gado-gado.” Ciaaattttt kicauan Robi langsung memecah kekhitmatan kita yang sedang mengunyah Bibimbap.

*Note : Harga Cheese Bibimbap Ori Rp. 41.000

2. YNY Chicken Topokki

Dok. Pribadi
Yang ini biasa disebut salah satu Street Food favoritnya negara ginseng, Korea. Kalau ada Korean Festival, Topokki hampir nggak pernah absen dijajakan di booth makanannya. Ada yang disajikan di paperbox, ada juga yang mau nggak mau memakannya di kemasan stereofoam, pokoknya gimana yang dagang deh. Tapi kalau di Mujigae, Topokki disajikan di sebuah hot plate dengan porsi yang cukup besar.

Topokki merupakan makanan yang terdiri dari potongan Garaetteok (olahan kue beras khas Korea) yang disajikan bersama Saus Gochujang. Menu YNY Chicken Topokki di Mujigae sendiri terdiri dari Garaetteok, irisan bawang bombay, irisan daun bawang, potongan Fishcake dan potongan ayam tepung. Tak lupa sepiring kecil Kimchi hadir sebagai pelengkap.


Tekstur Garaetteok dalam menu Topokki ini lembut dan kenyal banget namun sayang seperti agak kurang matang meskipun tetap enak.  Sedangkan fishcake yang merupakan olahan kue ikan rasanya mirip sekali dengan tahu kering. Kalau ayam tepungnya jangan ditanya lagi, enak-enak aja hehehe. Tapi sumpah deh, saya suka banget sama Saus Gochujangnya yang asam pedas manis sehingga bikin semua komposisi di dalamnya terasa segar dan bikin mata melek. Srrrpppttttt ... nagih pisan!

Meskipun namanya Street Food, namun menu yang satu ini ngenyagin banget dan konon Garaetteok yang merupakan olahan kue beras tersebut bisa bikin kita kenyang lebih lama. Wow!


*Note : Harga YNY Chicken Topokki Rp. 42.000

3. Jajangmyeon

Dok. Pribadi
Yes! buat para Korean Lovers pasti tahu kalau Jajangmyeon merupakan salah satu menu favorit di restoran korea, bahkan menu Jajangmyeon tersedia dalam bentuk Jajangmyeon instan seperti layaknya Indomie.

Jajangmyeon terdiri dari rebusan mie, potongan daging sapi, irisan bawang bombai, irisan mentimun dan tentu saja Saus Chunjang yang warna hitamnya yang sangat memikat. Saus Chunjang sendiri merupakan olahan pasta kacang kedelai hitam. Sebagai pelengkapnya tak lupa diberikan Kimchi dan sambal cabai merah. Aduk Jajangmyeon hingga rata dan kita bisa menambahkan sambal sesuai selera, meskipun menurut Sisca yang notabene seorang Korean Lovers, Jajangmyeon tidak biasa disajikan bersama sambal cabai merah (kalau memang benar, mungkin Mujigae ingin menyesuaikan dengan lidah masyarakat Indonesia hehehe) melainkan bersama lobak kuning.

Cita rasa Jajangmyeon sendiri adalah rasanya yang manis dan gurih. Mienya yang lembut berpadu dengan Saus Chunjang yang kental serta renyahnya potongan sayuran membuat mulut enggan berhenti mengunyah. Salah satu ciri khas saus Jajangmyeon adalah kandungan minyaknya yang cukup banyak. Tak heran karena Jajangmyeon sendiri terdiri dari kata “Jajang” yang berarti saus goreng dan “Myeon” yang berarti mie.

Namun menurut lidah saya dan teman-teman, Jajangmyeon kurang cocok dicampurkan dengan sambal cabai merah karena dapat mengalahkan rasa Saus Chunjangnya. Originalnya lebih enak!

*Note : Harga Jajangmyeon Rp. 36.000

4.  Mujigae Package 5

Dok. Pribadi
Salah satu yang paling saya senangi dari budaya makan di Korea adalah cara makan mereka yang menggunakan piring-piring/mangkuk-mangkuk kecil dengan beragam menu. Presentase antara karbohidrat dan lauk pauknya sejajar atau bahkan bisa melebihi jumlah karbohidratnya. Berbeda dengan budaya makan di Indonesia yang malah justru sebaliknya. Itulah alasan saya memesan menu Mujigae Package 5, supaya kerasa banget nuansa Koreanya.

Mujigae Package 5 terdiri dari Spicy Beef Bulgogi, Korean Fried Chicken, Japchae, Nasi Putih dan Kimchi. Lupakan sendok untuk sementara waktu karena pasti lebih kerasa kalau makannya pakai sumpit. Tak perlu menunggu lama, saya pun mencoba setiap menunya satu persatu.

Dok. Pribadi
Pertama saya mau bahas soal Spicy Beef Bulgogi. Sebagai penggemar olahan daging sapi, rasa menu yang satu ini sudah pasti langsung akrab di lidah karena mirip dengan rendang walaupun rempahnya tidak sekuat rendang dan lebih ramah di lidah. Tekstur dagingnya yang lembut dan empuk, kuahnya meresap sampai ke dalam pori-pori beef bulgogi. Meskipun nama menunya Spicy Beef Bulgogi, namun menurut saya rasanya sama sekali tidak pedas (mungkin kadar pedas di Korea dan di Indonesia berbeda), yang saya rasakan adalah cita rasa gurih, agak manis, agak asam dan perpaduan rempah korea yang menghasilkan cita rasa yang khas. Di dalamnya juga terdapat irisan daun bawang dan bawang bombai. Nyam-nyam-nyam, teksturnya yang empuk puk puk langsung akrab di mulut.

Dok. Pribadi
Selanjutnya adalah Korean Fried Chicken. Sebenarnya rasa ayam tepungnya tidak berbeda jauh dengan rasa ayam tepung di gerai-gerai makanan cepat saji pada umumnya. Namun Korean Fried Chicken menjadi khas karena disiram saus Gochujang sehingga terasa asam, manis dan pedas sekaligus crunchy ketika masuk ke mulut. Tepungnya pun tipis sehingga 80% komposisi menu tersebut adalah potongan daging ayam.

Dok. pribadi
Saatnya membahas menu Japchae. Menu yang satu ini yang cukup sering nongol di film-film korea sebagai menu sehari-hari masyarakatnya. Kalau dilihat sekilas, mienya terlihat transparan dan mirip mie glosor khas Indonesia yang sering nongol di bulan puasa. Eh ternyata rasa dan teksturnya pun sama. Sebenarnya mie yang satu ini berwarna putih bening, namun berwarna cokelat karena telah diberi kecap. Ada irisan daun bawang dan bawang bombay di dalamnya (please deh, ketemu irisan daun bawang sama bawang bombay melulu, hehehe). Overall, cita rasanya manis dan gurih. Cukup enak!

Dok. Pribadi
Kimchi adalah menu yang paling menyedihkan dalam Mujigae Package 5 ini karena porsinya ... DIKIT BANGEEETTTT!!! Alamak padahal tadinya berharap dapat semangkuk penuh, hiks hiks hiks :( kalau manajemen Mujigae baca tulisan ini, please buat saya cuma satu yang perlu direvisi dari menunya yaitu porsi kimchinya yang perlu dibanyakin, hehehe.

Seperti yang kita ketahui pada umumnya kalau Kimchi merupakan olahan sawi putih yang difermentasi. Layaknya Wine, semakin lama kimchi difermentasi konon rasanya malah semakin enak. Biasanya orang korea memproduksi Kimchi dalam jumlah banyak dan dimasukkan ke dalam kulkas untuk persediaan beberapa bulan ke depan. Yang paling saya suka dari makanan tersehat nomor 4 di dunia ini adalah teksturnya yang krenyes krenyes maknyus, belum lagi rasa rempah fermentasinya yang ngangenin banget. Cita rasaya asam dan pedas dan selalu berhasil bikin nuansa makan jadi lebih segar dan meriah. Kimchi emang nggak pernah boleh absen dari menu kalau mau berburu makanan khas Korea.

*Note : Harga Mujigae Package 5 Rp. 47.000

That’s it, dan kalau ada yang nanya “Seenak apa sih makanan Korea???” maka jawabannya adalah “Enak!” meskipun makanan Indonesia tetaplah juaranya di lidah saya, setidaknya itulah kesimpulan saya terhadap cita rasa makanan khas Korea yang sudah saya coba. Saya jadi penasaran dengan menu-menu lain yang akan jadi target kuliner selanjutnya. Hmmm, teman-teman punya rekomendasi menu masakan Korea yang enak? Share ya, gomawo :)

Komentar

  1. wihhh mantapnyaaa 😍😍😍

    BalasHapus
  2. wihhh mantapnyaaa 😍😍😍

    BalasHapus
  3. ArenaDomino Partner Terbaik Untuk Permainan Kartu Anda!
    Halo Bos! Selamat Datang di ( arenakartu.org )
    Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
    Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
    Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
    ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)

    Game Terbaru : Perang Baccarat !!!

    Promo :
    - Bonus Rollingan 0,5%, Setiap Senin
    - Bonus Referral 20% (10%+10%), Seumur Hidup


    Wa :+855964967353
    Line : arena_01
    WeChat : arenadomino
    Yahoo! : arenadomino

    Situs Login : arenakartu.org

    Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
    Min. DEPO & WD Rp 20.000,-

    INFO PENTING !!!
    Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Nasi Ketan Kuning

Dokpri Pengalaman jadi anak kost untuk pertama kalinya ketika merantau ke Lampung selama 9 bulan membuatku sehari-hari terbiasa menyiapkan makanan sendiri. Kebetulan di kosan setiap hari selalu masak karena aku dan kawan kost tak terlalu tertarik dengan menu makanan yang dijual di luar. Selain itu, hemat juga kaaann. Nah seringnya masak membuat pelan-pelan aku terdorong mencoba menu-menu baru. Salah satunya ketika diberi beras ketan oleh ibu guru. Awalnya bingung mau diapakan, akhirnya karena aku suka kunyit, kenapa tak kubikin ketan kuning saja, pikirku. Hari itu pun tiba, tapi aku tak ingin bahas tutorial cara membuat nasi ketan kuning karena infonya sudah tak terhitung di Om Google. Yang menarik untukku adalah, aku menemukan satu makna tersembunyi dari makanan yang satu ini. Begini ceritanya ... Awalnya aku membuat nasi ketan kuning sedikit terlebih dahulu sebagai tahap awal percobaan. Hasilnya? Enak tapi terlalu lembek. Pelajarannya adalah, jumlah airnya harus aku kur

Jaling, Lalapan Super dari Lampung

Kenalkan. Ini adalah Jaling. Lalapan yang katanya masih satu geng dengan jengkol dan Pete. Aku menemukan ini pertama kali di Lampung ketika diajak makan bersama oleh Kantor di sebuah rumah makan dan kedua kalinya ketika makan bersama dengan kader Posyandu. Katanya, ini adalah lalapan khas Lampung. Aku dari kecil tidak dibiasakan orang tua makan Pete dan jengkol entah kenapa, sehingga sampai sekarang aku jadi nggak suka rasanya. Teman-teman suka meledek, "Sunda macam apa kamu nggak suka makan Pete jengkol." Hahaha oke-oke emang agak nggak sesuai sama orang Sunda kebanyakan ya. Jadi nggak heran kalau aku juga nggak suka dengan Jaling ini. Waktu itu diminta nyoba oleh Kader, kuicip dengan menggigit sedikit dan rasanya ... Wow ... Lebih tidak enak dari jengkol buatku. Ditambah aromanya yang jauh lebih menyengat berkali-kali lipat. Si Jaling ini masuk daftar lalapan yang belum cocok mampir di lidahku. Tapi terlepas dari itu, aku selalu senang bertemu makanan khas yang jar

MAHAMERU, MAHASERU! - Bagian I

Kisah perjalanan Mahameru sudah terbingkai pada Agustus tahun 2016, hampir dua tahun sampai cerita perjalanan ini dibuat. Namun bagi saya tak ada kata terlambat untuk menuliskan sebuah cerita selama setiap kenangan yang menyertainya masih tersimpan rapih dalam laci-laci ingatan. Kini saatnya membongkar arsip-arsip itu dan melakukan perjalanan kembali ke masa lalu, mentransformasikannya ke dalam bentuk tulisan. Selamat datang di alam teater pikiran dan selamat menikmati segala hal yang tersedia. Apa adanya. Bukan Pendaki 5cm. Saya sempat tergelitik ketika melihat desain kaos-kaos traveler di instagram yang bertuliskan “Bukan Pendaki 5cm.” Pemahaman akan tulisan tersebut luas sebenarnya. Siapapun yang membaca bisa saja punya persepsi yang berbeda-beda. Bisa saja menggambarkan makna “Gue naek gunung bukan karena pilem 5cm lho”, atau   “Cara gue naek gunung ga kayak pendaki pilem 5cm tau”, serta banyak pemahaman lain yang tak bisa dijabarkan satu per satu. Saya sendiri ?