Kisah perjalanan Mahameru sudah terbingkai pada Agustus tahun
2016, hampir dua tahun sampai cerita perjalanan ini dibuat. Namun bagi saya tak
ada kata terlambat untuk menuliskan sebuah cerita selama setiap kenangan yang
menyertainya masih tersimpan rapih dalam laci-laci ingatan. Kini saatnya
membongkar arsip-arsip itu dan melakukan perjalanan kembali ke masa lalu,
mentransformasikannya ke dalam bentuk tulisan. Selamat datang di alam teater
pikiran dan selamat menikmati segala hal yang tersedia. Apa adanya.
Bukan Pendaki 5cm.
Saya sempat tergelitik ketika melihat desain kaos-kaos
traveler di instagram yang bertuliskan “Bukan Pendaki 5cm.” Pemahaman akan
tulisan tersebut luas sebenarnya. Siapapun yang membaca bisa saja punya
persepsi yang berbeda-beda. Bisa saja menggambarkan makna “Gue naek gunung
bukan karena pilem 5cm lho”, atau “Cara
gue naek gunung ga kayak pendaki pilem 5cm tau”, serta banyak pemahaman lain
yang tak bisa dijabarkan satu per satu.
Saya sendiri ? saya kagum pada film 5cm. Saya tahu Mahameru
secara lebih jelas lewat film tersebut meski sejak SMA sudah senang hiking ke kaki Gunung Salak. Rasanya
sudah tak perlu dibahas soal kekurangan film yang tidak menyajikan teknik
survival yang mumpuni atau cara mendaki yang benar. Saya menikmati penuh dari
sisi keindahan yang disajikan dalam film yang meledak di tahun 2012 itu. Hobi hiking yang mulai tumbuh sebelum film
itu lahir seolah memupuk subur minat saya setelah menontonnya. Saya pendaki 5cm
atau bukan, biar kamu saja ya yang menyimpulkan. Hehehe.
Saya jatuh cinta
sejatuh-jatuhnya, bahkan amat merindu sebelum pertemuan itu ada.
Mendaki Gunung Semeru pun menjadi impian saya yang baru.
Menginjakkan kaki di puncak tertinggi pulau Jawa sepertinya akan menjadi
pengalaman yang tak terlupakan.
Hadiah Untuk Diri
Sendiri
Saya adalah salah satu orang di antara milyaran penduduk bumi
yang senang sekali merayakan kemenangan. Dengan cara apapun. Salah satu yang
paling sederhana adalah memberikan hadiah untuk diri sendiri. Dan mendaki
Gunung Semeru menjadi hadiah yang saya janjikan setelah sidang skripsi selesai.
“Zah, kalo lo bisa
kelarin skripsi dan sidang sebelum genap 4 tahun kuliah, gue janji bawa lo ke
Mahameru. Harus semangat!”
(ngomong sama diri
sendiri berkali-kali)
Janji menyenangkan itu bikin semangat saya terbakar untuk
menyelesaikan skripsi dan sidang sesegera mungkin. Saya pikir cukuplah dihantui
keinginan itu hampir 4 tahun lamanya. Cukuplah rasanya berandai-andai soal perjalanan
itu terlalu lama. Kini saatnya khayalan itu terwujud, mengubahnya dari
imajinasi menjadi bentuk lain bernama kejadian. Dan pergi setelah skripsi
selesai sepertinya akan menjadi waktu yang sangat tepat.
Hal paling menyenangkan
dalam hidup ini adalah rasa memiliki tujuan.
Saya sendiri sudah yakin dan menyuarakan keinginan itu kepada
teman-teman beberapa bulan sebelum keberangkatan. Barangkali ada beberapa yang
mau ikut dengan saya. Dan setelah seleksi alam yang cukup panjang karena ada
beberapa yang gugur karena banyak faktor, hasil akhir menunjukan kalau hanya Saya,
Yoga dan Adis yang Tuhan izinkan untuk mendaki Gunung Semeru saat itu. Sejujurnya
ada perasaan sedih karena tidak semua teman-teman terbaik saya tak bisa ikut
serta. Namun saya percaya Tuhan menyediakan perjalanan bersama mereka di lain
kesempatan. Insya Allah.
Kalau saya pergi ke sana sebagai hadiah kelarin skripsi, Yoga
dan Adis sepertinya pergi untuk merayakan ulang tahun mereka yang tak jauh dari
tanggal keberangkatan. This is a win win
trip namanya hehehe.
Salah satu bentuk cinta
kepada diri sendiri adalah dengan menghargai apapun upaya yang telah dilakukan.
Sekecil apapun itu. Bukankah menyenangkan bisa dekat dengan dirimu sendiri?
Perjalanan Mewujudkan
Impian Dimulai
Prepare cukup. Tiket sudah dibeli dari jauh
hari. Uang alhamdulillah ada. Dan hari yang dinanti pun sudah tiba. Kami sampai
di Stasiun Bogor untuk memulai perjalanan.
Sebelum keberangkatan sebenarnya ada sedikit drama-drama
cantik bersama beberapa sahabat saya yang dengan baik hatinya mau mengantar
kami sampai Stasiun Bogor. Sampai nangis malah. Pelukan-pelukan itu menyadarkan
saya bahwa tujuan utama mendaki adalah untuk kembali pulang dengan selamat.
“Kebanyakan nonton
drama Korea ya lu pada?” (Celetuk Yoga heran ngeliat kami para cewek yang dramanya kelamaan)
Denger Yoga nyeletuk begitu, kita masih aja tetep anteng
alay-alayan sampai akhirnya saya sadar sudah harus berangkat. Ngeri ketinggalan
kereta yang bisa bikin perjalanan fatal, batal. Maaf banget ya kawan-kawan.
Kita harus bergegas sekarang.
Benar saja, drama kita di stasiun Bogor terbilang agak
kelamaan padahal sama sekali nggak ada take
ulang. Kami sampai Stasiun Sentiong setengah jam sebelum jam keberangkatan
kereta ke Malang di Stasiun Pasar Senen (perlu dicatat, belum ada kereta dari
Bogor langsung berenti di Stasiun Senen. Kita harus turun di Stasiun Sentiong
dan nunggu kereta berlawanan dari arah Jatinegara menuju Senen).
“Eh kok lama banget yak
keretanya, ngeri ga keburu gue Yog, Dis.”
Tak lama, petugas stasiun menghampiri kami dan menanyakan
sesuatu.
“Pada mau kemana dek?
Ke Senen?”
“Iya Pak, kereta ke
Senen masih lama ga ya? Setengah jam lagi kereta kita berangkat ke Malang.”
“Aduh dek mepet itu,
mending keluar stasiun aja naik Bajai ke Senen. Takut keretanya lama dateng.
Tapi kartu kereta kalian angus ga bisa ditukerin lagi.”
“Yang bener pak mepet?
yaudah guys gimana nih?”
“Yaudah ayok.” Kata Adis
“Yuk ah yuk!”. Yoga nambahin
“Makasih banyak pak.”
Bergegas kami keluar Stasiun Sentiong dan menemukan banyak
Bajai berjejer di area depan stasiun.
“Bang ke senen Berapa
nih bertiga?”
“30ribu dah neng”
“Ga bisa kurang tuh
bang? 20ribu dah. Kan deket”
“Ya deket tapi liat noh
bawaan neng banyak banget” (Oh iya lupa kita kan bawa Carrier segede-gede karung beras hahaha)
“Yaudah deh oke 30ribu.
Syaratnya 15 menit sampe yak ? kita takut ketinggalan kereta nih Bang”
“Oke oke”
Melesat kami bertiga naik Bajai sempit-sempitan bersama tiga
buah Carrier sebesar karung beras.
Janji si abang Bajai 15 menit sampe rupanya jadi langsung jadi komitmen saat
itu juga. Potong jalan di sana sini plus kecepatan Bajai yang diluar batas.
Bajai belok ke kanan, badan kami ikut nyerong ke kanan. Bajai belok ke kiri,
badan kami lagi-lagi ikut-ikutan. Awal aja udah greget gini ya. Tapi sumpah,
seru banget!
Si abang Bajai menepati janjinya, 15 menit sampai. Saya
kesenengan. Jarang banget laki-laki bisa nepatin janjinya bukan? Apalagi sama
orang yang belum dikenal. (eh kok bahas janji para laki-laki si? maaf kebawa
pengalaman pahit hehehe). Dan akhirnya kami sampai dan tak lama berhasil naik
kereta tepat pada waktunya. Fffiiuuuuhhhhhh ... lega.
Bertemu Mas Ismu
Kami dapat tiga nomor tempat duduk yang berjejer tanpa jarak.
Saya dekat jendela, Adis di tengah, dan Yoga di pinggir dekat jalan orang
lewat. Kakinya yang super panjang kadang menghalangi orang yang mau lewat.
Beberapa kali Yoga cerita sempet kesel karena tidurnya keganggu kalau ada orang
nyenggol kaki atau numpang permisi.
“Kaki lo taro dulu noh
di tempat tas Yog biar pules, hahaha”
“Bodoamat Zaahhh”
Kalau bosan ngobrol, kami pasti dengerin lagu sampai
ketiduran. Tapi diam-diam Yoga banyak ngobrol sama laki-laki yang duduk di
sebelahnya. Mas Ismu namanya. Berangkat sendiri ke Malang karena ada janji
mendaki Gunung Semeru bersama teman-temannya di sana.
“Zah, Dis. Yang di
sebelah gue Ismu namanya. Ngajak kita nanjak bareng. Katanya di grup dia ada
satu cewek. Ga ada temennya. Toh kita Cuma bertiga juga.” Yoga mulai menjelaskan
“Orangnya gimana dulu?
Gue ngeri ah. Kan kita belom kenal. Gimana dis?”
“Ya kalo gue ngikut
aja, tapi liat dulu orangnya gimana.”
“Gue udah dimasukin
grup whatsappnya nih. Mereka rata-rata anak pesantren gitu. Kalau mau nanti
kita nunggu mereka di Ranupani.”
“Yaudah kita liat dulu
nanti di sana Yog.”
14 jam di kereta kami habiskan dengan mengobrol, makan,
ngemil, foto-foto atau sekedar tidur. Akhirnya keesokan harinya kami sampai di
pagi hari. Buru-buru cari sarapan ngisi perut yang sejak beberapa jam yang lalu
berisik bikin konser.
Setelah sarapan. Perut pun kembali senyap dan nggak bunyi-bunyi
lagi. Kami mulai sibuk cari transportasi ke Tumpang sebelum perjalanan
diteruskan menaiki mobil Jeep ke Ranupani. Sekedar informasi nih teman-teman, di
sana cukup banyak sopir angkot yang bekerja sama dengan pemilik transportasi
Jeep di Tumpang. Mereka sudah biasa mengantar para pendaki mencari penyewaan
Jeep. Akhirnya kami naik angkot tersebut dan diturunkan di rumah pemilik Jeep.
Daripada disebut rumah, saya lebih senang kalau rumah itu disebut basecamp karena cukup banyak pendaki
yang istirahat atau ngobrol-ngobrol di sana. Entah pulang mendaki atau menunggu
Jeep berangkat setelah pembagian muatan penuh.
Harga satu Jeep sekali jalan adalah Rp. 650.000 dan punya
kapasitas maksimal 10 orang. Jadi kalau ada tim pendakian yang kurang dari 10
orang. Siap-siap menunggu atau bayar per-individunya jadi lebih mahal. Kami
sendiri harus nunggu sekitar 2 jam di basecamp
tersebut. Adis kelihatan tidak senang. Sayapun sebenarnya kurang nyaman karena
keberangkatan kita bergantung pada orang lain.
2 jam kemudian kami berangkat naik Jeep ke Ranupani. Sebuah
desa tempat untuk memulai pendakian Mahameru. Ini pertama kalinya kami naik
Jeep. Naik mobil berjam-jam berdiri melewati daerah demi daerah di Kota Malang
sensasinya luar biasa menyenangkan. Seru banget. Sambil makan permen lolipop
kita asik menikmati pemandangan dan sesekali foto-foto. Sejam kemudian kami
mulai masuk di daerah Taman Nasional Tengger Semeru. Perkebunan warga yang
rapih menjulang sampai ke puncak-puncak bukit, udara yang dingin serta suasana berkabut
menyambut kedatangan kami. Naik Jeep ke Ranupani dijamin ga bakal ngerasa bosen
deh hehehe.
Sampai di Ranupani
Pukul 4 sore kami sampai di Ranupani dan langsung mengurus
administrasi. Tahapan mendaki Gunung Semeru agak berbeda dengan mendaki gunung
lain. Ada syarat administrasi yang harus dipenuhi antara lain fotokopi KTP dan
surat keterangan sehat asli dari dokter (fotokopi nggak bakal diterima). Biaya
mendaki gunung semeru perhari (per-orang) sebesar Rp. 27.500 dan minimal
anggota grup pendakian sebanyak 3 orang. Setelah proses administrasi selesai,
perwakilan atau semua anggota grup diwajibkan ikut briefing.
Kamipun bagi tugas. Yoga ke tempat sewa alat (kami belum ada
tenda dan alat masak). Adis jaga barang-barang dan saya mewakili mereka untuk
ikutan briefing. Saya kira briefing memakan waktu hanya 15 menit.
Tapi ternyataaa ... satu jam lamanya saya harus mendengar Ranger Gunung Semeru memberi pengarahan. Beberapa poin penting yang
masih saya ingat di antaranya,
1. Jangan mandi atau mencelupkan anggota badan secara
langsung ke danau Ranu Kumbolo. Kalau mau cuci piring (nggak boleh pakai sabun)
atau wudhu caranya harus ambil air di botol dan bawa beberapa jarak dari tepi
danau. Usahakan air meresap ke tanah. Tidak kembali mengalir ke danau. Hal
tersebut untuk menghormati adat istiadat setempat sekaligus menghindari pencemaran
lingkungan. Air Ranu Kumbolo dianggap suci dan kerap diambil ketika ada upacara
adat suku Tengger. Jika ada yang keperegok melanggar, siap-siap saja disuruh
mungut sampai sampai sekarung penuh atau di black
list nggak boleh ke Semeru lagi.
2. Masih banyak hewan liar berkeliaran di sekitar jalur
pendakian Gunung Semeru. “Jika beruntung” kamu mungkin bisa ketemu seekor macan
kumbang di perjalanan dan salam perkenalan sama mereka.
3. Jangan membuang sampah sembarangan. Sekecil apapun bentuk
sampah itu. Selain itu, dilarang membuat api unggun untuk
menghindari kebakaran hutan.
4. Jangan mendirikan tenda di bawah pohon yang mempunyai
ikatan kain putih di batangnya. Ini serius mistis. Konon, kalau kita nekat
melanggar siap-siap saja mengalami kejadian-kejadian aneh sampai kesurupan.
5. Jangan mengambil air di sumber air pos Kalimati di atas
jam 5 sore. Sebabnya, kita harus gantian sama hewan-hewan lain yang butuh
minum. Mereka biasanya aktif ke sumber air dari menjelang magrib hingga pagi
hari. Jadi sebelum jam 5, ambillah air sebanyak-banyaknya.
6. Batas legal pendakian Gunung Semeru hanya sampai pos
Kalimati. Kalau ada yang nekat sampai ke puncak, itu sudah di luar tanggung
jawab pengelola dan asuransi tidak berlaku di luar batas tersebut.
7. Wanita yang sedang Haid dilarang keras mendaki sampai
puncak. Kalau nekat, sama saja dengan cari mati namanya.
8. Terdapat jalur Death
Zone di jalur puncak Mahameru. Perlu ekstra hati-hati dan dilarang dan
keluar jalur pendakian.
9. Pendaki dilarang berada di puncak di atas jam 10 pagi.
Karena arah angin mulai berubah dan bisa menyebabkan wedus gembel mengarah ke
jalur pendakian puncak Mahameru. Ini sangat berbahaya.
Poin nomor 7 yang paling menancap di hati saya. Bagaimana
tidak? Saya sedang dalam keadaan di hari-hari akhir haid ketika berangkat dari
Bogor. Setelah diskusi sama Adis dan Yoga. Saya putuskan untuk mensucikan diri
terlebih dulu sebelum melakukan pendakian. Syukurlah tamu bulanan memang
benar-benar sudah pergi ternyata. Menjelang magrib kala itu. Saya
ter...pak...sa mandi dan keramas di kamar mandi sekitar Ranupani dengan air
yang dinginnya ga ketulungan. Mereka Cuma bisa ketawa ketiwi ledek sana ledek
sini.
“Dingin Zah, ? Hahaha” kata Yoga sama Adis meledek sambil
senyum-senyum
“Pertanyaan macam apa
itu. Hiks.” (dijawab
sambil menggigil)
Bermalam di Ranu Regulo
Kami baru bisa memulai pendakian esok pagi dan memutuskan
bermalam di Ranu Regulo, salah satu danau di desa Ranupani. Setelah shalat
magrib, kami susuri jalan setapak menuju Ranu Regulo. Tak ada pencahayaan sama
sekali dan hanya ada kami bertiga di perjalanan. Jantung muali deg-degan. Mata nggak mau liat kemana-mana nunduk ke arah jalan setapak.
15 menit jalan kaki serasa satu jam kalo dilewatin pake
perasaan tegang. Akhirnya kami sampai di Ranu Regulo, gelap sekali. Ada sekitar
dua tenda sudah nangkring di sana. Lega juga karna ternyata ada orang lain yang
berkemah. Bergegas kami mendirikan tenda dilanjut ngopi dan masak mie instan.
Malam itu sunyi sekali, cuma ada suara jangkrik dan sesekali
obrolan tenda sebelah. Kami belum sempat berkenalan dengan mereka gelap-gelap
begitu. Tapi langit biru penuh bintang jadi teman terbaik di antara bentang
alam.
Setiap berkemah, saya selalu pasang alarm untuk bangun pukul
04 pagi. Kenapa? karena menurut saya, pergi ke tempat baru dan melewatkan
matahari terbit di sana adalah momen berharga yang sayang untuk dilewatkan.
Jam 4 kami sudah bangun, pukul setengah 5 barulah terkumpul
nyawa seutuhnya. Cahaya matahari masih sembunyi tapi gradasinya mulai terlihat
berpadu di langit malam yang masih biru. Jujur, sebelumnya kami sama sekali
tidak tahu wujud Ranu Regulo seperti apa. Lihat di internet pun belum pernah.
Tapi pagi itu, kami lihat penampakannya untuk pertama kali, dengan mata kepala
sendiri.
“Ih bagus banget, bagus
banget. Dis Yog siap-siap yok. Kita Shalat dulu.” Saya mulai teriak-teriak cantik
memecah keheningan subuh kala itu
“Yuk ah wudhu di danau
aja.”Kata Adis
Selesai shalat subuh, Ranu Regulo menyambut kami dengan
kehangatan yang mendinginkan. Asap kabut berlarian kesana kemari di atas permukaan
danau. Matahari mulai membakar langit. Menjadikannya rona biru dan jingga
sekaligus. Sama sekali tak menyesal memutuskan untuk bermalam di sini dan
melewati 15 menit super menegangkan itu.
“Papaahhh, anakmu udah
bangun nih.” Sebuah
teriakan seorang ibu dari tenda sebelah memanggil suaminya yang sedang asyik di
tepi danau
Masya Allah, hati saya langsung meleleh di situ. Sepenggal
kalimat sederhana itu sanggup bikin hati saya lumer. Romantis sekali, bukan?
Ternyata tenda sebelah kami merupakan keluarga kecil yang sedang menikmati
liburan bersama di Ranu Regulo. Anaknya baru berumur 3 tahun. Semenjak itu,
berkemah bersama keluarga kecil saya nanti menjadi impian saya yang baru, hehehe.
Continue to Mahameru, Mahaseru - Bagian II
Continue to Mahameru, Mahaseru - Bagian II
ArenaDomino Partner Terbaik Untuk Permainan Kartu Anda!
BalasHapusHalo Bos! Selamat Datang di ( arenakartu.org )
Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)
Game Terbaru : Perang Baccarat !!!
Promo :
- Bonus Rollingan 0,5%, Setiap Senin
- Bonus Referral 20% (10%+10%), Seumur Hidup
Wa :+855964967353
Line : arena_01
WeChat : arenadomino
Yahoo! : arenadomino
Situs Login : arenakartu.org
Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
Min. DEPO & WD Rp 20.000,-
INFO PENTING !!!
Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.