Hai. Ini adalah Rima, Aku dan Une. Di suatu malam yang gabut ketika di Lampung kami iseng mencoba pakaian tradisional Lampung milik kader posyandu yang belum sempat dikembalikan sehabis meminjamnya untuk keperluan syuting. Kapan lagi kan bisa dapat kostum gratis dengan sukarela dipinjamkan oleh ibu yang baik hati? Hehehe. Lampung sangat khas dengan pakaian tradisionalnya yang terkesan mewah dan elegan. Pernak-perniknya glamour serta warna dan motif kainnya berani. Motif kain yang kami pakai sendiri adalah kain Tapis. Yang asli harganya bisa sampai jutaan. Sedangkan yang nangkring di kepala kami adalah siger yang merupakan mahkota kebanggaan masyarakat Lampung, biasa juga digunakan oleh pengantin wanita di acara pernikahan. Nah, di dekat pelabuhan Bakauheni, kita akan menemukan bangunan berbentuk siger yang menjadi monumen khas Lampung. Ketika akan tiba menggunakan kapal menuju pelabuhan Bakauheni, bangunan ini akan terlihat tampak gagah menyambut kedatangan setiap pengunjung. Ok
Waktu kecil suka bertanya-tanya, di manakah ujung pelangi itu? Apa benar di sana banyak putri cantik sedang mandi? Mungkin nggak ya nanti bisa lihat ujung pelangi? Awalnya kupikir itu hanya pertanyaan-pertanyaan penasaran ala masa kanak-kanak yang ketika sudah besar malah jadi nggak penting. Masa iya kita bisa lihat ujung pelangi? Bisa aja si, tapi ya sudahlah. Seolah bermimpi ketika imajinasi masa kecil itu jadi kenyataan ketika usiaku menginjak usia 25 tahun. Aku betulan melihat ujung pelangi!!! Pengalaman unik ini aku alami ketika menaiki Kawah Ijen di Banyuwangi. Waktu itu pukul 09 pagi seingatku. Aku dan kawanku Adis hendak turun gunung setelah puas menikmati matahari terbit di puncak Kawah Ijen. Kami tak berkesempatan melihat blue fire karena jalur ke sana terlalu padat dan subuh mulai tiba. Akhirnya kami memutuskan berpuas ria menikmati pagi saja di puncak Kawah Ijen. Kami tiba pukul 05.00 di puncak namun warna langit mulai terang. Meski begitu kabut begitu tebal, jar