Langsung ke konten utama

Webinar : Nutrition 101 Makan Sehat dan Muda


Momen karantina memang menantang kita untuk pintar-pintar mengefektifkan waktu. Lebih bagus kalau kegiatan dilakukan punya manfaat. Nah, salah satunya adalah iseng cantik ikut-ikut live streaming session atau webinar. A new normal ya di era pandemi seperti ini segala sesuatunya dilakukan secara online. Termasuk hari ini, aku berkesempatan ikut webinar tentang gizi yaitu “Nutrition 101 Makan Sehat dan Mudah” dengan pembicara Mbah Christiva Pawestri yang merupakan Food Technologist dari Javara.

Webinar ini santai banget tapi menyenangkan. Aku memang bukan orang yang update-update banget soal teknologi tapi webinar ini mengenalkan aku dengan hal baru yaitu absen menggunakan Menti.com. Situs ini merupakan situs yang berguna untuk absen secara online. Cara absen online yang keren yang mendukung banget untuk kegiatan-kegiatan yang juga dilakukan online. Bukan lagi model panggil satu-satu macam wali kelas ke muridnya. Caranya sangat mudah, kita hanya tinggal search menti.com lalu masukkan kode yang diinformasikan oleh host webinar. Tinggal klik deh absen kita sesuai format yang disediakan. Lalu, kita akan melihat grafik di presentation host lewat Zoom (jika menggunakan zoom). Kelihatan nantinya berapa presentasi orang yang hadir di webinar. Selain itu kita juga bisa bikin kuis lewat situs ini sebagai ice breaking selama webinar. Oke, lanjut ke topik webinarnya ya hehehe


Nah, dari Webinar yang berlangsung hampir selama 2 jam itu (kuikut sambil rebahan), aku ingin mencatat beberapa poin yang kupelajari (biar nggak lupa). Cekidot!

1.      Makan Sehat dan Mudah

Makan sehat nggak harus ribet? Yup bener. Makan sehat kadang juga ribet? Yup bener juga. Semuanya tergantung dengan bahan apa yang mau kita manfaatkan. Tapi kalau mau bikin hidup lebih simple, cukup makan segala yang baik. “you are what you eat” kalo kata mbak Christiva. Jadi apa yang kita makan menunjukkan diri kita. Apa makan segala yang baik itu sulit? Oh guys, syukurlah Indonesia ini diberikan kelimpahan ragam makanan yang sehat dan mudah didapat. Dari kecil juga pasti kita udah sering makan sehat, namun makan tidak sehatnya juga cukup sering sepertinya bagi sebagian orang, hehehe. Nah, karena kita sudah dikelilingi banyak makanan sehat, alangkah sempurnanya jika kita belajar juga tentang makanan-makanan itu. Aku yakin semua makanan itu baik selama dia bersih, tidak mematikan bagi yang makan dan juga...sesuai porsinya. Makan makanan yang baik di waktu yang baik dengan porsi yang juga baik pasti akan menghasilkan manfaat yang jauh lebih baik.

2.      Waktu optimal mengkonsumsi buah dan rempah

dokpri
Mbak Christiva menjelaskan kalau mengkonsumsi buah itu baiknya ketika perut kosong. Contohnya sebelum makan atau di pagi hari,”itulah kenapa minum jamu di pagi hari itu bagus banget”, katanya. Bukan berarti kita nggak bebas makan buah dan rempah kapan aja, tapi jika ingin mengoptimalisasi manfaat dari rempah dan buah tersebut, maka di dua waktu tersebutlah saat terbaik mengkonsumsinya.

3.      Panaskan rempah maksimal 2 kali saja

dokpri
Makanan atau minuman yang mengandung rempah baiknya dipanaskan tidak lebih dari 2x sejak masa penyajian awalnya, karena kalau sudah lebih dari itu, manfaat dari rempah tersebut sudah sangat minim. Dan menjadi catatan bahwa mengkonsumsi rempah yang paling baik itu yang tidak dipanaskan lebih dari 45 derajat celcius karena jika lebih dari itu berpotensi merusak zat-zat bermanfaat yang ada di dalamnya.

4.      Apakah gula mempengaruhi manfaat rempah?

ekonomi bisnis
Sebagian rempah kan rasanya pahit atau kecut, nah biasanya banyak orang menambahkan pemanis seperti gula pasir untuk membuat rasanya lebih enak. Hmm.. ternyata eh ternyata si gula pasir itu bisa mempengaruhi pengoptimalan manfaat dari rempah itu sendiri lho, jadi si merekanya itu nggak maksimal “perform” nya di tubuh kita. Ditambah gula pasir itu sangat mudah memicu naiknya gula darah. Nggak lucu kan ya, kita dapat manfaat rempah di tubuh kita namun disisi lain kita mengancam gula darah kita apalagi kalau manisnya berlebihan. Alternatifnya, cobalah gunakan pemanis yang lebih sehat misalnya madu atau gula gelapa. Nah, pemanfaatan madu juga baiknya dicampurkan saat minuman sudah cukup hangat atau dingin karena kalau panas, itu juga bisa merusak “perform” si madu di minuman.

5.      Jahe, si empon-empon super anti peradangan

halodoc

Si Jahe ini memang lagi booming apalagi di era pandemi. Banyak orang percaya bahwa dia bisa meningkatkan imun tubuh. Nah, betul dan memang betul. Si Jahe ini mengandung zat yang namanya Gingerol yang ampuh melawan peradangan. Makanya dia banyak banget dimanfaatkan untuk obat batuk karena umumnya sakit ini menyerang sistem saluran pernafasan kita yang notabene membuat peradangan di sana.

6.      Kenalan dengan si Virgin Coconut Oil (VCO)

detikfood
Kupikir dia adalah minyak kelapa biasanya yang suka dibikin mama di rumah. Wah bisa berjam-jam deh kalau bikin minyak kelapa karena saking nunggu kentalnya. Nah ternyata si minyak kelapa yang kumaksud itu beda dengan VCO. Si VCO ini adalah minyak kelapa yang dibuat dengan suhu tidak lebih dari 45 derajat celcius artinya dengan teknik pemanasan yang terkendali. Warna VCO ini relatif bening dan berbau segar seperti air kelapa betulan. Ketika dibuat ia tidak menghasilkan ampas seperti di proses pembuatan minyak kelapa pada umumnya.

Beberapa manfaat daebak si VCO ini :

-          Disintegrasi membran virus dengan merusak sel virus
-          Menghambat perkembangan virus
-          Mencegah pengikatan protein virus ke membran sel inang yang sehat
-          Menaikkan limfosit sehingga meningkatkan daya tahan tubuh terhadap virus
Karena manfaatnya yang luar biasa, kabarnya para tenaga kesehatan sudah mulai memanfaatkan VCO ini untuk penyembuhan para pasien Covid-19 lho.

7.      Aplikasi rempah ke makanan
Christiva
Maraknya bumbu instan yang mejeng rapi di warung atau minimarket memang kerap menggoda iman kita pada generasi yang hidup di zaman instan untuk memanfaatkannya juga sebagai bumbu masak. Wah banyak banget deh macamnya mulai dari bumbu rencang, saus telur asin, nasi goreng, hingga sayur lodeh. Tinggal siapkan bahan utama lalu tuang, anti ribet. Tapi eh tapi jangan dibiasakan sering-sering ya. Kalau sudah berlebihan, baiknya kita mulai belajar kembali menggunakan bahan alami untuk memasak. Terutama untuk bumbu nih, kita begitu kaya akan rempah yang mudah didapat sayang sekali kalau nggak dimanfaatkan. Mulai latihan memasukkan beberapa unsur rempah ke makanan untuk memperkaya rasanya. Misal saja, bikin telur balado pakai irisan serai. Atau... bikin tempe goreng menggunakan ketumbar. Wahhh dijamin juara deh, hehehe. Aku pribadi sejauh ini tidak terlalu cocok dengan makanan yang menggunakan bumbu instan. Nikmatnya jauh dibandingkan makanan dengan rempah asli di lidahku. Lebih baik berkeringat karena ngulek demi rasa yang maksimal, hehehe.

8.      Mengkonsumsi rempah secara konstan

harapan rakyat
Mengkonsumsi rempah baiknya tak hanya sebagai momentum, misal saat sakit saja. Namun baiknya ia dikonsumsi secara rutin. Pernah ikut live streaming session di instagram dengan narasumber Mbak Asri yang merupakan CEO Agradaya. Ia bilang bahwa rempah itu fungsinya akan maksimal bagi tubuh jika kita juga mengkonsumsinya secara konstan atau berkelanjutan. Ibaratnya kita memberi makan pasukan imun tubuh kita makanan sehat setiap hari sehingga mereka juga sehat dan punya power luar biasa untuk bertarung. Aku beberapa tahun belakangan ini tidak membiasakan diri untuk sedikit-sedikit minum obat kimia atau ke dokter. Di satu sisi aku percaya tubuh kita itu didesain dengan hebat dan punya kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Pernah setahun yang lalu demam luar biasa tinggi sampai berdiri pun rasanya kelimpungan. Akhirnya kuputuskan untuk bed rest total selama dua hari dan makan yang baik. 2 hari berlalu lalu alhamdulillah terbangun dengan kondisi yang segar kembali. Rupanya ia hanya butuh re-charge saja ya, hehehe. di cerita lain pernah juga sakit batuk yang begitu gatal sehingga begitu mengganggu kegiatan. Aku buat saja rebusan jahe setiap hari lalu kubawa kemana-mana. Jika gatal langsung minum. Memang efeknya tidak serta merta langsung terasa. Buatku, mengkonsumsi jahe saja butuh seminggu untuk menyembuhkan batuk.

Setelah ikut webinar akhirnya coba bikin minuman es herbal dari bubuk kunyit, jeruk nipis yang diperas dan diiris serta ditambah serai yang sudah digerprek. Yummy ... seger banget!

Komentar

  1. ArenaDomino Partner Terbaik Untuk Permainan Kartu Anda!
    Halo Bos! Selamat Datang di ( arenakartu.org )
    Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
    Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
    Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
    ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)

    Game Terbaru : Perang Baccarat !!!

    Promo :
    - Bonus Rollingan 0,5%, Setiap Senin
    - Bonus Referral 20% (10%+10%), Seumur Hidup


    Wa :+855964967353
    Line : arena_01
    WeChat : arenadomino
    Yahoo! : arenadomino

    Situs Login : arenakartu.org

    Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
    Min. DEPO & WD Rp 20.000,-

    INFO PENTING !!!
    Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Nasi Ketan Kuning

Dokpri Pengalaman jadi anak kost untuk pertama kalinya ketika merantau ke Lampung selama 9 bulan membuatku sehari-hari terbiasa menyiapkan makanan sendiri. Kebetulan di kosan setiap hari selalu masak karena aku dan kawan kost tak terlalu tertarik dengan menu makanan yang dijual di luar. Selain itu, hemat juga kaaann. Nah seringnya masak membuat pelan-pelan aku terdorong mencoba menu-menu baru. Salah satunya ketika diberi beras ketan oleh ibu guru. Awalnya bingung mau diapakan, akhirnya karena aku suka kunyit, kenapa tak kubikin ketan kuning saja, pikirku. Hari itu pun tiba, tapi aku tak ingin bahas tutorial cara membuat nasi ketan kuning karena infonya sudah tak terhitung di Om Google. Yang menarik untukku adalah, aku menemukan satu makna tersembunyi dari makanan yang satu ini. Begini ceritanya ... Awalnya aku membuat nasi ketan kuning sedikit terlebih dahulu sebagai tahap awal percobaan. Hasilnya? Enak tapi terlalu lembek. Pelajarannya adalah, jumlah airnya harus aku kur

Jaling, Lalapan Super dari Lampung

Kenalkan. Ini adalah Jaling. Lalapan yang katanya masih satu geng dengan jengkol dan Pete. Aku menemukan ini pertama kali di Lampung ketika diajak makan bersama oleh Kantor di sebuah rumah makan dan kedua kalinya ketika makan bersama dengan kader Posyandu. Katanya, ini adalah lalapan khas Lampung. Aku dari kecil tidak dibiasakan orang tua makan Pete dan jengkol entah kenapa, sehingga sampai sekarang aku jadi nggak suka rasanya. Teman-teman suka meledek, "Sunda macam apa kamu nggak suka makan Pete jengkol." Hahaha oke-oke emang agak nggak sesuai sama orang Sunda kebanyakan ya. Jadi nggak heran kalau aku juga nggak suka dengan Jaling ini. Waktu itu diminta nyoba oleh Kader, kuicip dengan menggigit sedikit dan rasanya ... Wow ... Lebih tidak enak dari jengkol buatku. Ditambah aromanya yang jauh lebih menyengat berkali-kali lipat. Si Jaling ini masuk daftar lalapan yang belum cocok mampir di lidahku. Tapi terlepas dari itu, aku selalu senang bertemu makanan khas yang jar

MAHAMERU, MAHASERU! - Bagian I

Kisah perjalanan Mahameru sudah terbingkai pada Agustus tahun 2016, hampir dua tahun sampai cerita perjalanan ini dibuat. Namun bagi saya tak ada kata terlambat untuk menuliskan sebuah cerita selama setiap kenangan yang menyertainya masih tersimpan rapih dalam laci-laci ingatan. Kini saatnya membongkar arsip-arsip itu dan melakukan perjalanan kembali ke masa lalu, mentransformasikannya ke dalam bentuk tulisan. Selamat datang di alam teater pikiran dan selamat menikmati segala hal yang tersedia. Apa adanya. Bukan Pendaki 5cm. Saya sempat tergelitik ketika melihat desain kaos-kaos traveler di instagram yang bertuliskan “Bukan Pendaki 5cm.” Pemahaman akan tulisan tersebut luas sebenarnya. Siapapun yang membaca bisa saja punya persepsi yang berbeda-beda. Bisa saja menggambarkan makna “Gue naek gunung bukan karena pilem 5cm lho”, atau   “Cara gue naek gunung ga kayak pendaki pilem 5cm tau”, serta banyak pemahaman lain yang tak bisa dijabarkan satu per satu. Saya sendiri ?