Langsung ke konten utama

5 Hal Menarik Yang Bakal Kamu Kangenin Dari Kampung Inggris Pare



Ada pepatah mengatakan “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”, tapi kalo untuk urusan belajar bahasa inggris, untuk apa jauh-jauh ke negeri Cina? Kalo belajar bahasa mandarin mungkin iya, hehe. Nah, kalau belajar bahasa Inggris kamu tinggal pergi ke kampung Inggris di Desa Tulungrejo Pare Kediri, Jawa Timur.
Bingung juga yaaa, belajar bahasa inggris dari zaman hidung masih ingusan sampai zaman muka sering bedakan tapi tak banyak menambah kemampuan bahasa Inggris. Tapi kenapa bisa begitu ? dimana letak salahnya ? sayangnya tulisan ini dibuat bukan untuk bahas metode belajar atau metode pendidikan guys, hehehe.
Nah, untuk kamu yang merasakan ironi seperti itu, mungkin patut datang ke Kampung Inggris yang jadi tempat lebih dari 100 lembaga kursus yang siap dipilih sesuai dengan spesifikasi mana yang ingin kamu tonjolkan. Speaking kah? Grammar kah? Atau yang lainnya. Jadi pintar-pintar saja pilih lembaga kursusnya ya.
Namun pergi mendamparkan diri kamu ke Kampung Inggris sama saja pergi menyiapkan diri dengan beragam kejutan menarik yang tersedia di sana. Berdasarkan pengalaman saya tinggal selama satu bulan di Pare, poin-poin berikut ini yang bikin Kampung Inggris jadi tempat yang sangat dirindukan, (ah sedih kalau dikenang hiks).

1. Tak ada istilah "Sok Inggris"
Cewek-cewek USA Class
Belum mahir ngomong bahasa Inggris bukan hambatan untuk ngomong bahasa Inggris. Di Kampung Inggris kita malah ditantang ngomong Inggris untuk kegiatan sehari-hari. Ga akan ada orang yang ngebully kamu dengan panggilan “Sok Inggris” karena memang di sanalah tempatnya untuk setiap pelajar melatih kemampuan mereka semaksimal mungkin.
Kalaupun sampai ada, mungkin dia orang yang mau belajar bahasa mandarin tapi malah kesasar ke Kampung Inggris, hahaha. Jadi tak usahlah takut ya nak, mau grammar atau structure kamu berantakan, orang-orang di sana ga bakal menertawakan. Malah seringkali saling mengkoreksi. Asyik banget, bukan?

2. Jadwal Belajar dari Pagi Sampai Malam
Kelakuan abis kelas malam
Anak kuliahan mungkin jadi spesies yang harus menyesuaikan diri ekstra lebih keras untuk belajar di Kampung Inggris. Jangan mengharapkan jadwal super nyantai layaknya jadwal kuliah di semester akhir. Kecuali kamu memang Cuma mau ambil satu atau dua program saja. Saya pribadi pilih paket full program di lembaga Brilliant English Course. Kenapa full program? biar greget aja! Hehehe. Secara rinci, seperti inilah jadwal rutin saya di Brilliant English Couse selama satu bulan :
Pukul 05.00 – 06.00 WIB       : Study Club I
Pukul 07.30 – 09.00 WIB       : Vocabulary Class
Pukul 10.30 – 12.00 WIB       : Speaking Class
Pukul 14.30 – 16.00 WIB       : Grammar Class
Pukul 18.00 – 19.00 WIB   : Study Club II (Setiap malam jumat diganti dengan Religius Meeting)
Pukul 19.30 – 21.00 WIB       : Pronunciation Class
Awalnya memang cukup sulit kembali menghadapi rutinitas yang cukup padat setelah masa-masa santai yang bikin otak mulai manja. Sesekali ada saja dalam pikiran tersirat ingin bolos sekedar satu atau dua program. Ah, tapi kita tidak datang jauh-jauh untuk bolos dan menyia-nyiakan uang orang tua, bukan ? Hehehe.
Sadar atau tidak, kegiatan lumayan padat itu sangat saya rindukan ketika pergi meninggalkan Kediri. Padat tapi bermanfaat, kira-kira bentuk rutinitas macam itulah yang dibutuhkan orang seperti kita-kita ini.
Ilmu adalah investasi terbaik untuk masa depan. Mari kita ingat baik-baik, kawan.
3. Piknik Setiap Minggu 
Piknik asik!
Kebanyakan pelajar di sana memang menyiapkan jadwal liburan setiap minggunya (karena sabtu minggu libur). Entah hanya di sekitar kota Kediri atau kota-kota tetangga seperti Malang, Blitar, Tulungagung atau Surabaya yang punya segudang tempat wisata asyik untuk mengusir penat dan kegalauan (eh kok ngusir galau ? iya, galau gara-gara grammar hahaha).
Saya sendiri melaksanakan ritual menggiurkan itu setiap minggu. Piknik, liburan, traveling atau entah apalah itu namanya tapi yang jelas bikin saya senang sekali. Kenapa bisa sesenang itu ? biar saya jelaskan sedikit. Saya sangat suka destinasi wisata di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Menurut pengalaman saya, tempat wisata di kedua provinsi tersebut punya banyak keunikan dan sensasi yang berbeda. Selain itu yang paling utama adalah . . . Muraaahhh hehehe.
Bayangkan saja, dengan uang sebanyak Rp. 100.000 saya sudah bisa pergi ke Pantai Sanggar di Tulungagung dan Simpang Lima Gumul pada weekend minggu pertama. Rp. 100.000 selanjutnya berhasil membawa saya ke Gunung Kelud pada weekend minggu kedua. Kemudian Rp. 70.000 membawa saya pergi main ke Candi Surowono naik becak serta belanja dan jajan-jajan cantik di sekitar pasar tradisional Kediri pada weekend ketiga.
Namun sebagai penutup, saya pilih Puncak B-29 dan Simpang Lima Gumul Kediri di Lumajang selama 2 hari yang menghabiskan biaya sekitar Rp.250.000 (Perlu dicatat kalau biaya paket liburan tersebut sudah termasuk bayar masuk, sewa motor plus biaya makan guys. Asyik banget bukan ? Hehehe). Tentu biaya di atas masih bisa disusutkan atau malah jadi lebih banyak sesuai dengan seperti apa gaya jalan-jalan kamu.
Nangkring di Gunung Kelud
Waktu di Candi Surowono
Pasar tradisional Pare cari sawi buat nyeblak! hehe
Finally, mentok di Lumajang
So, tak ada salahnya menabung dana khusus liburan sebelum pergi ke kampung Inggris. Sayang banget kalau weekend di sana tidak digunakan untuk memperkaya pengalaman.
Adventure may hurt, but monotony will kill you. ~Anonim
4. Terperangkap di English Area 

Selfie di depan English Area
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, di Kampung Inggris kita ditantang sebisa mungkin berkomunikasi pakai bahasa Inggris. Kalau bener-bener keki waktu di kelas kamu masih bisa curhat atau ngomong pakai bahasa Indonesia, tak masalah sebenarnya.  Tapi ada yang namanya istilah “English Area” dimana kita diharuskan, diwajibkan, kudu, ga boleh engga buat ngomong pakai bahasa Inggris.
Di Brilliant English Course tempat saya belajar, ada dua "English Area" yaitu di depan kantor Brilliant English Course yang kalau ketahuan ngomong bahasa pasti disuruh cium tembok. Tapi “English Area” paling keramat adanya di Camp (asrama). Peraturan camp khusus wanita dikenal lebih ketat dari regulasi camp khusus laki-laki. Salah satu faktornya bisa jadi sesuai dengan siapa tutor yang bertanggung jawab di Camp tersebut. Saya sendiri dapet tutor yang yaaaahhh lumayan T.E.G.A.S hehehe.
Sedikit saja kamu ketauan ngomong bahasa Indonesia di kamar, di ruangan, atau di manapun dalam area Camp, pasti ada yang teriak “Doooon’t Speaaakkk Bahasaaaaaa!!!”. Awalnya si emang kaget-kaget greget gitu, tapi kelamaan kita bakal terbiasa kok dengan teriakan-teriakan mistis macam itu. Kadang ngangenin malah.
Ada di English Area sering bikin kita ketawa-ketawa sendiri. Kadang mau ngomong minjem gantungan baju aja kudu ngomong muter kesana kemari karena lupa bahasa inggrisnya gantungan baju. Minjem setrikaan aja ada yang ngomong “Can I borrow your Iron Man?” dicampur logat jawa yang aduhai medoknya (Ini Kocak, hahahaha). Suer, ngangenin hiks fix.
Seperti hujan selamat datang di musim panas, humor tiba-tiba bisa membersihkan dan menyejukkan bumi, udara, dan dirimu. ~Langston Hughes
Oh ya ada lagi nih regulasi soal “English Area” yang lumayan sakral. Kira-kira begini undang-undang yang ada di lembaga saya belajar :
“Barangsiapa (gatau punya siapa) yang ngomong Bahasa Indonesia di English Area maka akan dikenakan denda sebesar Rp.500 per-kata”.
Saiikk banget bukan ? saya pribadi pernah kena denda karena nanya temen di camp pakai Bahasa Indonesia, “Hei, tadi kenapa ga masuk ?” . Nah itung deh didenda berapa hahaha. Tapi tenang, uang denda yang terkumpul biasanya dibelanjakan untuk kebutuhan camp kok seperti minyak goreng, gas atau keperluan lain yang digunakan bersama. Ini baru regulasi bijak, hehehe.
Tapi tak usah khawatir, buat kamu yang mau curhat panjang lebar soal mantan pacar, selingkuhan tetangga, politik era reformasi sampai ribut soal probabilitas bumi datar atau bulat bisa sebebas-bebasnya dieksekusi di atas jam 10 malam sampai sebelum Study Club I. English Area sudah tidak berlaku, yeayyyy...!!!

5. Bertemu Para Pemimpi (My favourite part)
Eksis di depan Simpang Lima Gumul Kediri
Hei, pernahkah kamu membayangkan betapa indahnya sebuah tempat dimana hampir semua manusia yang berkumpul di sana sedang memperjuangkan impian mereka masing-masing ? di dunia ini, mungkin tak terhitung ada berapa tempat seperti itu. Tapi buat saya, Kampung Inggris Pare punya energi yang tidak biasa. Super extraordinary. Betapa mudahnya semangat saya tersulut di sana dan dunia seakan terbentang jadi lebih luas.
Di sanalah tempat orang-orang membawa obor impian mereka kemana-mana. Mereka siap berbagi api kala obor impianmu mulai padam karena ulah badai keputus-asaan.
Awalnya begini, saya dites wawancara untuk masuk ke kelas Basic atau Intermediate di lembaga Brilliant English Course. Akhirnya Tuhan menaruh saya di kelas USA Intermediate dan terpisah kelas dengan teman saya dari Bogor. Kesan pertama bergabung dengan USA Class biasa saja. Saya berkenalan dengan mereka satu per satu seperti kegiatan perkenalan biasa. Mereka semua ramah dan bersikap baik. Satu dua hari pertama belum ada yang terasa spesial. Masuk hari ketiga, saya baru sadar bahwa saya ada di tengah kerumunan ‘Para Pemimpi’. Perlu saya ulangi, saya ada di tengah kerumunan ‘Pa...ra...pe...mi...mpi’. Ini menarik!
Tahun 2017 dan kita masih saja menilai orang lain dari penampilan? Oh itu bahayaaa girls, guys, mba bro, mas bro hehe ...
Kenapa bahaya ? tentu saja. Bagaimana mungkin kita bisa menilai kualitas seseorang hanya dengan berbekal sehelai kain yang menempel di tubuhnya pada saat itu juga. Dimana bahayanya? Probabilitas termakan rasa sombong dan rasa rendah diri bisa terjadi kapan saja, bukan? itu.
Mampus kau dikoyak-koyak sepi. ~Kata Chairil Anwar
Mampus juga kau dikoyak-koyak relativitas. ~Kata Saya barusan
USA Class, yeaaayyy!!!
USA Class adalah tempatnya orang-orang sederhana dengan impian-impian yang luar biasa. Saya yakin betul itu. Pengalaman saya selama satu bulan bersama mereka semakin memperjelas semuanya.
Saya kenal Bang Syam Widianto, lelaki dengan penampilan super cuek dan sederhana yang pintar di bidangnya. Salah satu pemberi warna di kelas yang diam-diam sedang mempersiapkan beasiswanya ke Italia tahun ini. Mahasiswa jurusan Mechanical Engineering Universitas Muhammadiyah Surakarta itu bisa bikin kamu melongo kalau sudah sungguh-sungguh mendengarkan dia bicara. Dia juga sedang memperdalam bahasa Italia dan bahasa Inggris demi memuluskan jalannya pergi ke sana. Selama sebulan di USA Class, dia juga sering bolak-balik Jakarta untuk mengurus banyak hal di kedutaan. Sungguh kegiatan bolak-balik yang menggiurkan, bukan ? hehehe
Ada lagi nih, Sri Ayu Habibah. Wanita smart asal kupang yang wawasannya luas banget. Coba deh sharing soal pendidikan, politik, percintaan, dan banyak hal lain. Pasti stok pengetahuan dia masih bisa diexplore sampai larut malam. Malah ketika saya menginap di kamarnya (akibat gerbang camp keburu digembok karena acara mamingan USA Class selesai kemaleman), dia juga punya kisah mistis yang luar biasa seram pada masa-masa waktu tinggal di Kupang. Alamak, sampai kisah mistis pula wawasannya masih tetep luas dan greget parah! Pokoknya isi kepala manusia yang satu ini seakan tak ada habis-habisnya digali. Ia juga tak segan mengajari kami semua yang sering dibikin kebingungan akibat grammar yang aduhaiii banget materinya. Beasiswa ke Jerman pun sedang gencar-gencarnya ia kejar demi menuntut ilmu sekaligus menuntut jodoh mungkin, hehehe.
Ada juga Gigih Prayitno. Mahasiswa Bahasa Jepang Universitas Diponegoro yang katanya salah jurusan (mohon maaf, dia yang bilang sendiri ke saya ya akang teteh hehe). Salah satu orang yang kalau ngobrol sama dia, pasti kamu mengira kalau dia lulusan psikologi akibat wawasan kehidupan dan percintaannya yang menarik. Ngobrol sama dia itu kadang seperti menemukan jawaban atas apa yang sering kita pertanyakan diam-diam. Lalu kemudian kita pun menemukan jawabannya secara diam-diam pula. Dan ternyata bukan Cuma soal percintaan, persoalan politikpun tak luput dari perhatiannya. Dia rajin menulis opini ini itu soal banyak hal termasuk soal gejolak politik di sosial media atau blog pribadinya. Namun sepertinya bukan Gigih Prayitno namanya kalau nulis hanya untuk menarik kemakluman orang lain. Dia menulis untuk mencurahkan kegelisahan dan isi kepala, bukan mengemis persetujuan serta deru pujian. Soal impian, katanya manusia galauers satu ini lagi gencar belajar IELTS demi mengejar program Pasca Sarjananya. Saya belum tahu persis jurusan apa yang diincar (semoga psikologi, amiin hehehe).
Ada lagi Desti, Kak Rari, Kak Esther dan Kak Nevi. Aduh kalau bicara soal kebaikan dan kedewasaan mereka dijamin bikin kangen deh. Mereka itu seperti orang tuanya USA Class. Orang-orang yang sikapnya super sederhana padahal kapasitas mereka bisa melebihi itu. Kalau ada yang sakit pasti langsung sigap ngurusin ini itu. Kalau ada yang kesusahan, pasti sigap juga buat menolong. Desti si penggemar Korea lagi mengusahakan mimpinya buat dapet beasiswa S2 di sana, Kak Esther adalah seorang konsultan keuangan yang memang tercermin dari mukanya hehe, Kak Rari adalah seorang penerjemah bahasa Korea dan pernah tinggal di sana (dia sering bolak balik pare buat terus belajar bahasa inggris, salut!), dan Kak Nevi adalah seniornya dunia perbankan (yang sangat suka traveling). Kak Nevi orangnya keibuan banget. Waktu USA Class main ke pantai, saya pernah sampai disuapi makan nasi karena di warung si ibunya keabisan. Berkesan banget, hiks.
Dua pemuda pemudi Sunda juga tak ketinggalan. Pertama Dinia Hetika. Biasa saya panggil Teh Din. Hoalah kalau bicara soal aura keibuannya sudah pasti langsung tergambar dari cara bicaranya yang Sunda banget plus tingkah lakunya yang lemah lembut. Sekarang Teh Din lagi menekuni karier jadi pahlawan tanpa tanda jasa mengajar anak-anak TK Al-Azhar di Bandung. Selama di Pare, Teh Din dan Ayu sepertinya jadi orang tua buat Ratih dan Balqis, dua remaja yang masih belum bisa keluar dari masa-masa alay dengan segala tingkah laku mereka yang super menghibur, hahaha. Kemudian ada lagi Daud Faisal. Kang Daud yang kelihatannya sedehana cuek-cuek bebek penuh pesona diam-diam sudah pernah keliling dunia. Dan sekarang lagi keliling dunia lagi naik kapal pesiar. Semoga suatu hari nanti bisa ajak USA Class naik kapal pesiarnya keliling dunia ya kang, hehe.
Kelakuan Kang Daud di Alaska (Sumber : @daud_faisal)
Serta para pemimpi  hebat lainnya yaitu Adit, Arkhy, Balqis, Ratih, Anam, Yudha, Davin, Mommy Ratih dan Doclas yang sama-sama tengah  berjuang untuk impian mereka masing-masing. Bergabung di USA Class buat saya pribadi adalah sebuah oase di tengah gurun monotonitas kehidupan yang memberikan penyegaran. Beragam sudut pandang baru tersedia bak menu siap saji dari alam semesta. Kalau habis ngobrol, pasti sedikit banyaknya ada saja ruang pikiran yang terisi. Dan semoga isi tersebut betah menetap dan punya manfaat.
“See You On Top” begitulah kalimat yang seringkali kami ucapkan ketika waktu perpisahan mengurus impian masing-masing mulai tiba. Rasa sedih menjalar ke seluruh isi hati. Ketika hari kepulangan menuju Bogor datang, kegiatan terakhir sarapan bersama jadi momen tak terlupakan buat saya. Di perjalanan pun saya sempat terharu dan menangis karena harus berpisah dengan mereka. Jauh dari obor-obor impian berwarna langka itu.
Sekarang kita semua sudah kembali ke setapak kecil masing-masing. Namun pertemuan indah bersama kalian yang hanya sebulan menyadarkan saya bahwa,
Bukan soal seberapa lama kita mengenal seseorang, tapi soal berapa besar nilai yang saling dibagi saat pertemuan itu berlangsung.
Thanks a lot for every journey USA Class. I love you guys, see you on top ! 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Nasi Ketan Kuning

Dokpri Pengalaman jadi anak kost untuk pertama kalinya ketika merantau ke Lampung selama 9 bulan membuatku sehari-hari terbiasa menyiapkan makanan sendiri. Kebetulan di kosan setiap hari selalu masak karena aku dan kawan kost tak terlalu tertarik dengan menu makanan yang dijual di luar. Selain itu, hemat juga kaaann. Nah seringnya masak membuat pelan-pelan aku terdorong mencoba menu-menu baru. Salah satunya ketika diberi beras ketan oleh ibu guru. Awalnya bingung mau diapakan, akhirnya karena aku suka kunyit, kenapa tak kubikin ketan kuning saja, pikirku. Hari itu pun tiba, tapi aku tak ingin bahas tutorial cara membuat nasi ketan kuning karena infonya sudah tak terhitung di Om Google. Yang menarik untukku adalah, aku menemukan satu makna tersembunyi dari makanan yang satu ini. Begini ceritanya ... Awalnya aku membuat nasi ketan kuning sedikit terlebih dahulu sebagai tahap awal percobaan. Hasilnya? Enak tapi terlalu lembek. Pelajarannya adalah, jumlah airnya harus aku kur

Jaling, Lalapan Super dari Lampung

Kenalkan. Ini adalah Jaling. Lalapan yang katanya masih satu geng dengan jengkol dan Pete. Aku menemukan ini pertama kali di Lampung ketika diajak makan bersama oleh Kantor di sebuah rumah makan dan kedua kalinya ketika makan bersama dengan kader Posyandu. Katanya, ini adalah lalapan khas Lampung. Aku dari kecil tidak dibiasakan orang tua makan Pete dan jengkol entah kenapa, sehingga sampai sekarang aku jadi nggak suka rasanya. Teman-teman suka meledek, "Sunda macam apa kamu nggak suka makan Pete jengkol." Hahaha oke-oke emang agak nggak sesuai sama orang Sunda kebanyakan ya. Jadi nggak heran kalau aku juga nggak suka dengan Jaling ini. Waktu itu diminta nyoba oleh Kader, kuicip dengan menggigit sedikit dan rasanya ... Wow ... Lebih tidak enak dari jengkol buatku. Ditambah aromanya yang jauh lebih menyengat berkali-kali lipat. Si Jaling ini masuk daftar lalapan yang belum cocok mampir di lidahku. Tapi terlepas dari itu, aku selalu senang bertemu makanan khas yang jar

MAHAMERU, MAHASERU! - Bagian I

Kisah perjalanan Mahameru sudah terbingkai pada Agustus tahun 2016, hampir dua tahun sampai cerita perjalanan ini dibuat. Namun bagi saya tak ada kata terlambat untuk menuliskan sebuah cerita selama setiap kenangan yang menyertainya masih tersimpan rapih dalam laci-laci ingatan. Kini saatnya membongkar arsip-arsip itu dan melakukan perjalanan kembali ke masa lalu, mentransformasikannya ke dalam bentuk tulisan. Selamat datang di alam teater pikiran dan selamat menikmati segala hal yang tersedia. Apa adanya. Bukan Pendaki 5cm. Saya sempat tergelitik ketika melihat desain kaos-kaos traveler di instagram yang bertuliskan “Bukan Pendaki 5cm.” Pemahaman akan tulisan tersebut luas sebenarnya. Siapapun yang membaca bisa saja punya persepsi yang berbeda-beda. Bisa saja menggambarkan makna “Gue naek gunung bukan karena pilem 5cm lho”, atau   “Cara gue naek gunung ga kayak pendaki pilem 5cm tau”, serta banyak pemahaman lain yang tak bisa dijabarkan satu per satu. Saya sendiri ?