Langsung ke konten utama

Belajar Seni Melepaskan dari Gobind Vashdev Part II

Sumber foto : Maimilu

Ini adalah artikel lanjutan dari tulisan https://travelosofi.blogspot.com/2020/04/belajar-seni-melepaskan-dari-gobind.html Selamat menikmati segala yang tersedia apa adanya.

5.      Setiap orang adalah guru, setiap tempat adalah sekolah dan setiap jam adalah jam belajar

Setiap orang adalah guru dan ada dua guru. Satu adalah orang yang selalu kita unggulkan dan kagumi seperti juru dakwa pembicara, motivator. Sebetulnya itu guru kecil, guru teori seperti saya ini. Tapi ada guru lain yaitu guru praktek yang membuat kita sulit dan sebagainya. Kahlil Gibran itu pernah mengatakan,

“Saya belajar mendengar dari yang cerewet, saya belajar toleran dari yang tidak toleran dan saya belajar baik daripada yang jahat tapi anehnya saya tidak pernah berterima kasih pada guru-guru saya. “

Seorang Budha juga pernah mengatakan bahwa;

“Pada akhirnya kita akan sangat-sangat berterima kasih pada orang yang membuat hidup kita sulit karena mereka adalah guru sejati kita. Guru praktek kita yang seringkali kita sikut, seringkali kita pinggirkan, merekalah sebenarnya yang paling berjasa dalam pembentukan sabar kita.”

6.      Duka itu Indah

Satu hal yang sering kita lupakan bahwa manusia ini nggak punya apa-apa jadi kita nggak akan kehilangan apa-apa. Kehilangan, perceraian, sakit, bangkrut, semua hal yang dianggap duka itu adalah sesuatu yang jelek saya pikir dulu. Sekarang saya memandang duka sebagai sesuatu yang indah.

Kenapa saya bilang indah? Begini, nggak banyak orang di dunia ini tercerahkan lewat jalan suka. Hampir semua orang di dunia ini tercerahkan lewat jalan duka. Kita bisa lihat Gandhi itu bisa seperti sekarang karena ada kekacauan yang luar biasa di India, Mother Theresa karena ada kemiskinan di Kalkuta, Jahiliah yang ada di Arab membuat seorang Nabi Muhammad masuk ke dalam Gua Hira dan kemudian mendapatkan pencerahan. Nah orang-orang hebat itu saya percaya mereka bisa mendapat pencerahan itu karena satu hal yaitu duka cita.

Duka cita itu bagi dunia modern adalah hal-hal yang negatif tapi secara spiritual itu adalah baik sekali. Mungkin bagi tubuh, duka itu tidak mengenakan tapi bagi jiwa itu adalah hal yang luar biasa. Karena begini, ketika kita mendapatkan suka pikiran kita menuju keluar. Ketika kita dapat mobil kita bingung soal pelk-nya kita bingung soal soundsystemnya, dapet rumah kita bingung kreditannya dsb tapi kalo kita lagi duka pikiran kita ini masuk ke dalam. Sehingga duka cita kita itu seperti bel yang memanggil kita untuk masuk ke dalam. Seperti sudah saya bilang bahwa manusia itu tidak pernah bermasalah dengan apapun siapapun di luar dirinya tapi kita selalu bermasalah dengan apa yang ada di dalam diri kita. So bagaimana kita masuk ke dalam kalau duka cita nggak memanggil? So satu-satunya cara biar kita terhubung dengan spirit yang ada di dalam tubuh kita adalah melalui duka cita tolong jangan diabaikan.

7.      Ketakutan dan Cinta

Manusia itu biasanya termotivasi oleh dua hal yaitu fearbase dan lovebase (ketakutan dan cinta). Sebagian besar kita termotivasi oleh ketakutan. Contohnya waktu kita kecil orang tua kita menakuti kita ketika kita tak mau gosok gigi dengan ancaman gigi berlubang, dll. Kalau kamu nggak mau mandi nanti temen—temen nggak mau deket, sehingga kita didorong oleh lingkungan ketakutan. Orang tua kita dari ancaman itu mengharapkan mereka mendapatkan cinta. Itu suatu hal yang kebalikan.

Kita harusnya mendorong anak-anak kita dengan cinta. Contohnya nak kamu belum gosok gigi karena gigi ini diberikan oleh Tuhan, kita perlu mencintai dan merawatnya. Penting banget motivasinya itu karena lovebase bukan fearbase. Orang bertanya kepada saya kenapa saya jadi vegetarian? Apakah saya takut kolesterol? No no no bukan itu. Saya melakukan itu karena saya mencintai hewan-hewan itu, menurut saya tidak adil untuk memotong hewan itu hanya untuk kepentingan perut saya. Saya merasa tidak nyaman ketika harus memisahkan induk dengan anaknya untuk kepentingan lidah saya.

Gobind kenapa anda nggak pakai sabun, pasta, shampoo apa karena kimia-kimiaan takut kanker? No no no sama sekali enggak. Kalau orang masuk ke rumah saya di situ ada kamar mandi, di depan shower itu ada sebuah kaca kita bisa melihat, di bawah shower ada jendela terbuka yang menghadap ke sawah jadi sambil mandi bisa sambil liat sawah tapi jendelanya cukup tinggi kok. So, ketika 10 tahun lalu saya mandi dengan sabun lalu air sabun itu masuk ke dalam selokan, lalu saya memandang lama, saya bilang ya Tuhan, setiap hari saya mandi lalu saya cemari sawah itu. Saya merasa nggak nyaman. Saya teringat kalimat “kebersihan itu sebagian dari iman” lalu saya berpikir bahwa ketika saya bersih namun lingkungan saya tercemar apakah ini kebersihan yang dimaksud? Ini iman atau ego?

Kita tahu bahwa banyak kelompok dalam agama yang menyebarkan ketakutan tapi ada juga yang menyebarkan cinta. Saran saya penting banget bagi kita untuk pindah, untuk bergeser dari mengurangi ketakutan kita menuju cinta.

Saya ingat ada seorang sufi dari persia. Suatu hari dia berlari-lari sambil membawa obor dan ember isi air ditanya oleh orang “mau kemana engkau?”, dia menjawab “saya ingin membakar surga dan mengguyur neraka”, “kenapa?” “supaya tidak ada yang berdoa hanya karena surga dan neraka saja. Doanya yang indah. Ya Tuhan, sekiranya aku berdoa padamu karena menginginkan surga maka jauhkanlah surga itu dariku lalu aku berdoa karena tidak ingin masuk neraka maka masukanlah aku ke dalam neraka itu. Jika aku berdoa karena cinta semata maka limpahkanlah karunia-Mu selalu.”

So, saya berpikir bahwa penting banget untuk spiritual kita dilandaskan pada cinta itu sendiri bukan atas ketakutan-ketakutan itu karena Tuhan itu sendiri adalah sesuatu yang tak terhingga dan cinta adalah sesuatu yang tak terhingga itu sendiri .

8.      Tentang Cinta

Apakah anda mencintai orang tua anda? Pasangan anda? Anak anda? Saya punya berita baru bahwa sebenarnya kita tidak pernah mencintai mereka. Terus kita mencintai siapa? Coba kita perhatikan ketika jatuh cinta itu terjadi. Kita harus tahu bahwa cinta spiritual itu bertolak belakang dengan cinta yang kita pikir cinta. Coba perhatikan cinta yang selama ini ada.

Saya mewakili cowok ya. Setiap cowok punya wanita impian. Kahlil Gibran mengatakan bahwa setiap pria punya dua wanita. Satu wanita yang diimajinasikan dan satu lagi wanita yang belum dilahirkan. Saya sebagai lelaki juga ketika jomblo dulu punya kriteria. Suatu hari ketika saya bertemu dengan wanita yang mirip sekali dengan kriteria saya kemudian saya jatuh cinta. Kemudian habis kita kencan dia makannya banyak, ngomongnya nggak nyambung, tiba-tiba saya ilfeel. Jadi sebenarnya saya mencintai dia atau saya mencintai kriteria saya?

Sama aja kalau ada ibu bilang, kalau anda nikah dengan orang beda agama, kalau kawin dengan dia, sampai mati ibu nggak akan akui sebagai anak. Ini cinta atau dagang? Serius. Cinta yang di sini bukan cinta yang itu. Ini cinta tentang kemelekatan. Cinta di sini adalah seharusnya cinta spiritual yaitu tentang hilangnya kebencian. Jadi kita nggak mungkin kita cinta sesuatu tapi masih benci sesuatu.

Cinta itu adalah emosi dan level kesadaran. Professor Komarudin Hidayat itu pernah mengatakan bahwa Al-Quran kalau disarikan jadi Al-Fatihah disarikan lagi jadi satu kalimat Basmalah lalu dijadikan satu kata jadi Ar-Rahman yaitu Maha Pengasih. Jadi orang Islam itu orang yang sudah hilang kebenciannya. So, tugas kita adalah menghilangkan kebencian itu.
Rumi dengan sangat bagus pernah bilang;

“Kita itu tidak perlu mencari cinta karena kita adalah cinta itu sendiri”

So, apa yang kita perlukan adalah jihad terhadap diri kita sendiri melawan kebencian, kemarahan dan seterusnya.

9.      Jebakan dalam berbagi

Jebakan dalam berbagi adalah adanya ego kita tentang pengakuan. Ego nggak salah, ego hanya nggak sadar aja.

Waktu saya bermeditasi saya sempat bertanya kepada diri saya;

“Gobind, ini kamu berbagi atas dasar kesenangan atau ego kamu atau kebahagiaan?”

Kebahagiaan saya jawab. Tapi kalau kebahagiaan kenapa ada candunya? Kalau nggak berbagi sebulan itu kenapa kamu kenapa kamu ingin lagi?

Saya menggali secara dalam lalu saya menemukan kalimat yang begitu indah yaitu “Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah”. Itulah masalahnya bahwa ketika saya berbagi saya merasa saya di atas berarti saya lebih baik. Jadi saya nggak butuh pengakuan dari orang lain. saya butuh pengakuan dari diri saya sendiri which is itu ego. Damn ternyata saya masih terjebak di situ. So, saya harus melatih diri saya lebih ikhlas lagi, so itulah pengalaman saya tentang berbagi.

Konsep berbagi dulu dan berbagi sekarang berbeda. The purpose of our life is not being happy but being aware. Kalau saya lagi marah, saya sadar kalau saya marah, kalau saya takut saya sadar kalau saya takut.

10.  Pengakuan Manusia

Setiap orang itu egois karena ujung-ujungnya dari yang dia lakukan adalah untuk kepentingan dirinya sendiri. Ketika saya menolong saya merasa senang, jadi sebenarnya ujung-ujungnya apa yang kita lakukan kita ini makhluk egois kecuali sampai kita tercerahkan. Tugas kita beresin si aku.

Waktu saya SD dan dengerin radio ada psikolog yang menceritakan bahwa ketika kita susah bantulah orang lain. Lalu saya mencoba, ketika kita membantu orang lain ketika kita ada masalah ini otak kita masuk ke level kesadaran yang lebih tinggi lagi yang dimana dia bisa melihat lebih luas lagi.

11.  Manusia Modern

Kita lucu ya kalau setiap orang ditanya kamu mau apa? Ujung-ujungnya Pasti jawabannya bahagia. Tapi anehnya kita manusia modern itu bukan mencari kebahagiaan tapi kebalikannya dari itu. Kebahagiaan itu melepas sementara fokus kita mencapai menggapai meraih.

Saya mau bertanya ke manusia modern, sebenarnya kita nggak pengen bahagia karena bahagia itu nggak enak. Karena kita udah tercandu dengan “narkoba” berupa pujian, persetujuan, penerimaan,  pengakuan dll. Nah hidup menuju bahagia maka kita harus melepaskan segala “narkoba” itu. Jadi sebenarnya manusia modern itu kepinginnya aja bahagia tapi mereka sebenarnya nggak pengen bahagia, mereka cari pleasure. Bedakan antara bahagia dan pleasure. Bahagia itu bukan emosi tapi level kesadaran sementara pleasure adalah sesuatu yang kita inginkan dan tercapai lalu kita mendapatkan “jingkrak-jingkrak” itu, spark dan sebagainya. Itu yang dicari sebenarnya.

Kita bisa lihat bahwa Amerika pernah mendapatkan pendapatan perkapita tertinggi di dunia namun diiringi dengan fakta bahwa mereka juga peminum pil penenang tertinggi di dunia. Kita tahu china ekonominya kan 20 tahun terakhir ekonominya meroket tapi angka bunuh dirinya tertinggi di dunia. United Emirat Arab itu kan dolarnya luar biasa tapi saat ini membentuk menteri kebahagiaan dan toleransi kerena mereka melihat bahwa setelah semua hal yang diinginkan di dunia didapatkan tapi kenapa level kebahagiaannya semakin rendah.

Kenapa Budha punya simbol bunga teratai karena teratai itu kan hidup di lumpur tapi tidak kotor, dia hidup di air tapi tidak basah so nikmatilah hidup di dunia dan yang alam berikan tapi tidak melekat di situ. Dengan kebijaksanaan bahwa kita hanya boleh bangga kalau dunia ini kita tinggalkan dalam keadaan yang lebih baik daripada ketika kita hidup.

12.  Merawat Duka

Ketika kita luka, apa yang terjadi? Luka itu membuat kita sensitif. Nah semakin banyak luka maka hati kita semakin sensitif. Kalau dibiarkan maka hati kita akan sensitif terus sering marah, tersinggung dan sebagainya. Kalau kita rawat, bukan hanya luka kita yang sembuh tapi hati kita juga jadi lebar. Sehingga orang ini bisa disebut orang yang sabar. Kahlil Gibran pernah mengatakan;

“Semakin dalam luka menyayat sang jiwa semakin mampulah sang jiwa menampung kebahagiaan”

Caranya satu, dirawat. Kalau selama ini kita meminggirkan luka, nggak pengen terhubung dengan luka, luka itu dianggap sebagai sesuatu hal yang jelek, dalam spiritualitas luka duka itu dianggap sebagai karunia yang besar dimana kita bisa terhubung dengan diri kita, dengan diri sejati kita dan ketika kita menyembuhkan luka-luka kita, kita mendapatkan level kesadaran yang baru dimana syukur-syukur kita dapat pencerahan dan jadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya.

13.  Toleransi

Toleransi saya rasa kurang tepat kalau dihubungkan dengan agama. Toleransi beragama. Toleransi identik dengan kesalahan lalu ditolelir. Lalu kata-kata yang tepat adalah apresiasi agama menurut saya.

Kenapa begitu banyak konflik? Oke jadi apa yang terjadi di dunia ini adalah cerminan dari apa yang ada di dalamnya. Apa yang terjadi di dunia adalah konflik-konflik batin yang ada di dalam diri kita. Kenapa kita mendapatkan konflik batin? Karena kita tidak mempunyai ruang atau waktu untuk terhubung dengan diri kita.

Kata-kata sibuk dalam bahasa China adalah dua kata dijadikan satu. Yang satu artinya hati yang satu artinya mati, jadi orang sibuk itu hatinya mati. Karena kan otaknya lari sana sini sehingga understandingnya kecil. Kita ini manusia itu bisa belajar dari dua tempat yaitu satu di luar dan satu di dalam. Lao Tzu mengatakan jika kita belajar dari luar kita bisa mendapatkan kebijaksanaan tapi kalau kita belajar dari dalam itu kita mendapatkan pencerahan.

Bless Pascal pernah mengatakan bahwa semua masalah manusia berawal dari ketidakmampuan kita duduk hening dalam satu ruang. Artinya apa? Bahwa konflik-konflik yang ada seringkali terjadi karena kekacauan yang ada di dalam diri kita. Kita terlalu sibuk sehingga menjai kurangnya pengertian.

Mother Theresa dengan sangat indah pernah bilang, “Kemiskinan fisik itu tidak ada apa-apanya dibanding dengan kemiskinan pengertian kita.” So, kita perlu mengembangkan pengertian dengan cara tiada lain yaitu kita perlu untuk duduk hening. Tafakur, meditasi apapun lah itu namanya. Intinya kita punya waktu untuk 15 menit atau lebih yang dimana masuk ke dalam dan mengganti program-program yang ada di dalam diri kita.

Komentar

  1. ArenaDomino Partner Terbaik Untuk Permainan Kartu Anda!
    Halo Bos! Selamat Datang di ( arenakartu.org )
    Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
    Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
    Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
    ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)

    Game Terbaru : Perang Baccarat !!!

    Promo :
    - Bonus Rollingan 0,5%, Setiap Senin
    - Bonus Referral 20% (10%+10%), Seumur Hidup


    Wa :+855964967353
    Line : arena_01
    WeChat : arenadomino
    Yahoo! : arenadomino

    Situs Login : arenakartu.org

    Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
    Min. DEPO & WD Rp 20.000,-

    INFO PENTING !!!
    Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Nasi Ketan Kuning

Dokpri Pengalaman jadi anak kost untuk pertama kalinya ketika merantau ke Lampung selama 9 bulan membuatku sehari-hari terbiasa menyiapkan makanan sendiri. Kebetulan di kosan setiap hari selalu masak karena aku dan kawan kost tak terlalu tertarik dengan menu makanan yang dijual di luar. Selain itu, hemat juga kaaann. Nah seringnya masak membuat pelan-pelan aku terdorong mencoba menu-menu baru. Salah satunya ketika diberi beras ketan oleh ibu guru. Awalnya bingung mau diapakan, akhirnya karena aku suka kunyit, kenapa tak kubikin ketan kuning saja, pikirku. Hari itu pun tiba, tapi aku tak ingin bahas tutorial cara membuat nasi ketan kuning karena infonya sudah tak terhitung di Om Google. Yang menarik untukku adalah, aku menemukan satu makna tersembunyi dari makanan yang satu ini. Begini ceritanya ... Awalnya aku membuat nasi ketan kuning sedikit terlebih dahulu sebagai tahap awal percobaan. Hasilnya? Enak tapi terlalu lembek. Pelajarannya adalah, jumlah airnya harus aku kur

Jaling, Lalapan Super dari Lampung

Kenalkan. Ini adalah Jaling. Lalapan yang katanya masih satu geng dengan jengkol dan Pete. Aku menemukan ini pertama kali di Lampung ketika diajak makan bersama oleh Kantor di sebuah rumah makan dan kedua kalinya ketika makan bersama dengan kader Posyandu. Katanya, ini adalah lalapan khas Lampung. Aku dari kecil tidak dibiasakan orang tua makan Pete dan jengkol entah kenapa, sehingga sampai sekarang aku jadi nggak suka rasanya. Teman-teman suka meledek, "Sunda macam apa kamu nggak suka makan Pete jengkol." Hahaha oke-oke emang agak nggak sesuai sama orang Sunda kebanyakan ya. Jadi nggak heran kalau aku juga nggak suka dengan Jaling ini. Waktu itu diminta nyoba oleh Kader, kuicip dengan menggigit sedikit dan rasanya ... Wow ... Lebih tidak enak dari jengkol buatku. Ditambah aromanya yang jauh lebih menyengat berkali-kali lipat. Si Jaling ini masuk daftar lalapan yang belum cocok mampir di lidahku. Tapi terlepas dari itu, aku selalu senang bertemu makanan khas yang jar

Belajar Seni Melepaskan dari Gobind Vashdev Part I

Sumber foto : treindonesia Mendengarkan podcast, hobi baruku hampir setahun belakangan ini untuk mengisi waktu luang. Kadang kuputar sambil bersiap menuju tempat kerja atau sambil setrika baju, berkebun atau bahkan sambil masak. Salah satu podcast yang paling banyak kuputar adalah Podcast Inspigo : Inspiration on the Go dengan tema random mulai dari karir, percintaan, finansial dan lain-lain tapi tema kesukaanku adalah tentang Mindfulness. Podcast bagiku sangat membantu membuka perspektif-perspektif baru dan berlatih memahami ide dan sudut pandang orang lain yang mungkin bisa turut mempengaruhi sudut pandang kita. Salah satu yang paling berkesan bagiku adalah Podcast dengan narasumber Gobind Vashdev, seorang pria berdarah india yang berprofesi sebagai penulis dan pelatih self healing. Dia sebetulnya lebih senang dipanggil sebagai Heartworker atau pekerja hati. Aku tak tahu siapa dia sebetulnya. Baru kenalan dengannya 2 hari yang lalu ketika aku mendengarkan Inspigo sambil ber