Langsung ke konten utama

Revolusi Makna Traveling




Dari dulu, aku senang sekali jalan-jalan dan aku selalu menyasar tempat bagus dan keren untuk berfoto. Tapi ada satu hal, aku tak suka tempat keren yang dibuat oleh manusia macam spot-spot instagrammable. Bagiku keindahan itu tak lagi natural, penuh buatan. Aku lebih suka pegunungan, pantai dan apapun itu yang berbau alam, yang masih eksotis dan tak punya banyak kepalsuan.

Tujuan traveling bagiku dulu adalah tentu untuk refreshing dan salah satu yang utama adalah berburu foto bagus. Yup! Aku adalah seorang budak konten waktu itu. Segala hal akan kupotret dan aku punya standar kesempurnaan khusus untuk hasil fotoku. Hal ini diperparah dengan hobi fotografiku. Ini membuat waktu travelingku banyak tersita untuk mengambil gambar dan tanpa sadar, aku banyak kehilangan kenikmatan yang sesungguhnya yaitu menikmati keberadaanku di tempat itu sendiri. Aku jalan-jalan untuk berfoto.

Beberapa tahun berselang setelah kuliah dan perjalanan telah membawaku bertemu dengan banyak tempat dan banyak orang, makna traveling bagiku perlahan-lahan mulai berubah. Aku tak lagi semaniak dulu untuk mengambil foto. Aku mulai merasa bosan dengan fotografi hingga meninggalkan hobi itu sudah hampir 3 tahun lamanya. Padahal fotografi adalah salah satu sumber sampingan mata pencarianku ketika kuliah. Fotografilah yang sedikit demi sedikit menghasilkan pundi rupiah untukku bisa traveling. Namun entah kenapa, hasrat itu seolah hilang sekarang. Memegang kamera pun rasanya tak terlalu bersemangat. Kini, aku jalan-jalan bukan lagi untuk mencari foto.

Kini, aku mencari cerita. Objek alam bukan lagi tujuan utamaku. Aku lebih senang berinteraksi dengan para manusia-nya. Entah manusia yang dimaksud teman perjalanan atau orang-orang yang baru ditemui. Aku senang belajar tentang cara hidup dan budaya mereka. Aku baru sadar bahwa nyawa sebenarnya dalam sebuah perjalanan adalah manusia itu sendiri. Percakapan dengan orang-orang jadi begitu menyenangkan bagiku dan bahkan kadang lupa mengambil foto saking asyiknya mengobrol.

Salah satu yang membuatku senang adalah ngobrol dengan masyarakat desa. Mereka itu bak kopi tubruk, lugu, sederhana, namun memikat jika kita mengenalnya lebih dalam. Banyak cara pandangku yang berubah dan sadar begitu pongahnya pemikiranku terhadap masyarakat desa selama ini. Mereka banyak melakukan hal sederhana dengan cinta yang besar.

Teringat pertemuan yang cukup berkesan bagiku yaitu bertemu Mbah Sis, penjual jamu legendaris di Pasar Prawirotaman Yogyakarta. Dari semua tempat keren yang aku sambangi di Jogja ketika itu, pertemuan dengan Mbah Sis adalah momen terbaik. Aku selalu kagum dengan orang yang punya dedikasi tinggi terhadap satu bidang pekerjaan dan menjalaninya dengan penuh cinta. 

Mbah Sis 

"Hidup tidak meminta banyak, tapi yang kita inginkan ... yang biasanya banyak.". Katanya

Obrolan dengan Mbah Sis bisa dilihat dalam tulisanku yang satu ini; https://travelosofi.blogspot.com/2018/07/mbah-is-permata-cantik-di-pasar.html

Tentu aku masih senang dengan matahari terbenam di pesisir pantai dan air terjun pegunungan, semua itu adalah rahmat Tuhan yang patut dinikmati dan disyukuri. Bukan berarti aku sama sekali sudah tidak mengambil foto atau video ketika traveling. Hanya bagiku sekarang, perjalanan adalah soal perjalanan hati dan pikiran. Ke manapun selama hati dan pikiran bisa bergerak dan tergerak, selama hati bisa terasa hangat, atau cara apapun yang bisa membuat perjalanan menghasilkan pelajaran, itulah kepuasan yang takkan bisa ternilai. Bukan lagi soal kebutuhan visual, tapi amunisi kesehatan mental.

Berhenti adalah hal yang paling ditakuti para pejalan. Berhenti sama dengan mati. Para pejalan hidup dari bergerak. Meditasi mereka bukan diam. Meditasi mereka adalah mengayunkan langkah melihat dunia. -Windy Ariestanty

Komentar

  1. ArenaDomino Partner Terbaik Untuk Permainan Kartu Anda!
    Halo Bos! Selamat Datang di ( arenakartu.org )
    Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
    Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
    Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
    ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)

    Game Terbaru : Perang Baccarat !!!

    Promo :
    - Bonus Rollingan 0,5%, Setiap Senin
    - Bonus Referral 20% (10%+10%), Seumur Hidup


    Wa :+855964967353
    Line : arena_01
    WeChat : arenadomino
    Yahoo! : arenadomino

    Situs Login : arenakartu.org

    Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
    Min. DEPO & WD Rp 20.000,-

    INFO PENTING !!!
    Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Nasi Ketan Kuning

Dokpri Pengalaman jadi anak kost untuk pertama kalinya ketika merantau ke Lampung selama 9 bulan membuatku sehari-hari terbiasa menyiapkan makanan sendiri. Kebetulan di kosan setiap hari selalu masak karena aku dan kawan kost tak terlalu tertarik dengan menu makanan yang dijual di luar. Selain itu, hemat juga kaaann. Nah seringnya masak membuat pelan-pelan aku terdorong mencoba menu-menu baru. Salah satunya ketika diberi beras ketan oleh ibu guru. Awalnya bingung mau diapakan, akhirnya karena aku suka kunyit, kenapa tak kubikin ketan kuning saja, pikirku. Hari itu pun tiba, tapi aku tak ingin bahas tutorial cara membuat nasi ketan kuning karena infonya sudah tak terhitung di Om Google. Yang menarik untukku adalah, aku menemukan satu makna tersembunyi dari makanan yang satu ini. Begini ceritanya ... Awalnya aku membuat nasi ketan kuning sedikit terlebih dahulu sebagai tahap awal percobaan. Hasilnya? Enak tapi terlalu lembek. Pelajarannya adalah, jumlah airnya harus aku kur

Jaling, Lalapan Super dari Lampung

Kenalkan. Ini adalah Jaling. Lalapan yang katanya masih satu geng dengan jengkol dan Pete. Aku menemukan ini pertama kali di Lampung ketika diajak makan bersama oleh Kantor di sebuah rumah makan dan kedua kalinya ketika makan bersama dengan kader Posyandu. Katanya, ini adalah lalapan khas Lampung. Aku dari kecil tidak dibiasakan orang tua makan Pete dan jengkol entah kenapa, sehingga sampai sekarang aku jadi nggak suka rasanya. Teman-teman suka meledek, "Sunda macam apa kamu nggak suka makan Pete jengkol." Hahaha oke-oke emang agak nggak sesuai sama orang Sunda kebanyakan ya. Jadi nggak heran kalau aku juga nggak suka dengan Jaling ini. Waktu itu diminta nyoba oleh Kader, kuicip dengan menggigit sedikit dan rasanya ... Wow ... Lebih tidak enak dari jengkol buatku. Ditambah aromanya yang jauh lebih menyengat berkali-kali lipat. Si Jaling ini masuk daftar lalapan yang belum cocok mampir di lidahku. Tapi terlepas dari itu, aku selalu senang bertemu makanan khas yang jar

Belajar Seni Melepaskan dari Gobind Vashdev Part I

Sumber foto : treindonesia Mendengarkan podcast, hobi baruku hampir setahun belakangan ini untuk mengisi waktu luang. Kadang kuputar sambil bersiap menuju tempat kerja atau sambil setrika baju, berkebun atau bahkan sambil masak. Salah satu podcast yang paling banyak kuputar adalah Podcast Inspigo : Inspiration on the Go dengan tema random mulai dari karir, percintaan, finansial dan lain-lain tapi tema kesukaanku adalah tentang Mindfulness. Podcast bagiku sangat membantu membuka perspektif-perspektif baru dan berlatih memahami ide dan sudut pandang orang lain yang mungkin bisa turut mempengaruhi sudut pandang kita. Salah satu yang paling berkesan bagiku adalah Podcast dengan narasumber Gobind Vashdev, seorang pria berdarah india yang berprofesi sebagai penulis dan pelatih self healing. Dia sebetulnya lebih senang dipanggil sebagai Heartworker atau pekerja hati. Aku tak tahu siapa dia sebetulnya. Baru kenalan dengannya 2 hari yang lalu ketika aku mendengarkan Inspigo sambil ber