Langsung ke konten utama

Sekhuit Lampung dan Makna Kebersamaan



9 bulan tinggal di Lampung membuatku sedikit banyaknya belajar tentang adat dan budaya tanah gajah itu. Tak terkecuali makanannya. Sekhuit adalah makanan khas Lampung favoritku. Sebetulnya ada beberapa jenis Sekhuit yaitu sekhuit sambel terasi, sekhuit sambal mangga hingga sekhuit sambal tempoyak.  Yang paling kusuka sejauh ini adalah sekhuit sambal terasi.

Sekhuit Lampung adalah makanan campuran yang terdiri dari suwiran ikan bakar, daun kemangi dan terong bakar yang diaduk bersama sambel terasi yang sudah diulek terlebih dahulu. Sambelnya kurang mantep jika terlalu halus, seleraku lebih senang jika ulekannya agak kasar sehingga cabe rawit dan tomat cherry di dalamnya masih bisa dirasakan teksturnya. Setelah selesai peras jeruk limau secukupnya di atas adukan bahan tadi untuk menambah sensasi segar. Aku lebih suka kalau sekhuit tidak dipindahkan ke piring melainkan diambil langsung dari ulekan. Terasa lebih eksklusif. Aih, mantap betul makanan ini disantap dengan nasi pulen hangat dan sayur asem.

Penampakan setelah diaduk

Ketika mengunyahnya, aku merasakan sensasi gurih nan lembut dari ikan bakar, sensasi harum dari daun kemangi, sensasi lembut dari terong bakar dan sensasi pedas asam gurih dari sambelnya. Semuanya jadi satu dan membuat lidah bergoyang terus. Kalau mulai seret, tinggal seruput saja kuah sayur asemnya. Duarrrrr mantap!!!

Namun beda tangan biasanya beda rasa. Sekhuit Lampung kesukaanku adalah buatan Ibu Sanawiyah, Kepala Sekolah SDN Kecil Siring Babaran, salah satu SD mitra perusahaan kami di Lampung. Sering sekali sekolah ini mengundang kami makan bersama. Dari sinilah aku jatuh cinta dengan makanan pedas yang satu ini. Ia mendemokan langsung cara meracik sambal lalu mencampur semua bahan seruit di hadapan kami. Membuat kami tak tahan dan ngiler seketika. Dibarengi dengan ocehannya yang begitu jenaka dan nyaring, suasana makan di sekolah beliau tak pernah membosankan. Selalu diiringi tawa. Tak bisa makan sedikit kan jadiinyaa, hahaha.

“Saya kalau sakit makan hanya dua piring sekali makan.”Ucapnya sambil menuang kembali nasi dan itu membuat kami tertawa. 

“Hahaha, kalo sehat bu?” tanyaku

“Ini sekarang lagi sehat kau lihat ibu abis berapa banyak nasi?” jawabnya sambil mengunyah lagi dan lagi. Lelucon itu ia ceritakan berulang-ulang tapi tetap saja terdengar lucu.

Memang, kalau dekat orang yang sedang makan banyak, nafsu makan jadi ikut naik berkali lipat hahaha. Berikut sedikit memori suasana makan bersama Ibu Sanawiyah di SDN Kecil Siring Babaran. Ahhh ... ngangenin!






Ibu Sanawiyah bercerita bahwa Sekhuit Lampung ada bersama satu filosofi. Sejarahnya, dulu ini adalah makanan masyarakat sederhana. Ada satu keluarga yang hanya punya sedikit ikan, sayur dan sambel lalu si ibu mengaduk semuanya lalu menyuapi anak-anaknya dengan campuran bahan-bahan yang terbatas itu. Biar semua kebagian dan merasakan secara adil. Filosofi Sekhuit Lampung sangat menjunjung tinggi kesamarataan dan kebersamaan. Indah sekali ya. Kita bisa belajar banyak hal bahkan dari makanan.

Satu hal yang menarik di Lampung adalah budaya makan banyak, ya makan banyak dalam arti sebenarnya. Guru di sana pernah bilang;

“Kalau kalian makan belum keringetan dan belum nambah artinya belum jadi orang Lampung.”

Ketika makan bersama, banyak sekali piring dengan menu beraneka ragam. Nasinya jangan ditanya, banyak sekali. Bahkan kalau makan bersama, guru-guru sudah menuang ke piring dan siap dibagikan. Sudah banyak yang tertuang di piring menurutku, tak perlu nambah. Tapi aku sering dianggap culun karena makan lebih sedikit dari mereka. Orang Lampung makan dengan meriah, mereka sebenarnya lebih senang kalau makan bersama tak perlu malu-malu. Hajar mau keringetan, mau ingusan, mau seamburadul apapun karena itu menandakan kalau kita menikmati hidangan yang ada. Semakin banyak kita makan, semakin mereka senang.

Ahhh ... suasana makan bersama di sana akan sangat aku rindukan. Terutama Sekhuitnya, walaupun sudah bisa buat sendiri, buatan tangan Ibu Sanawiyah dan suasana makan bersama guru-guru tetap belum tergantikan. Kami tak hanya makan, tapi merajut tali hubungan. Makan bersama bagiku adalah salah satu cara “pesta” paling menyenangkan untuk menjalin persaudaraan. Sampai jumpa lagi Lampung dan Sekhuitnya yang luar biasa nikmat. Tunggu aku kembali. Insya Allah.  

Komentar

  1. ArenaDomino Partner Terbaik Untuk Permainan Kartu Anda!
    Halo Bos! Selamat Datang di ( arenakartu.org )
    Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
    Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
    Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
    ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)

    Game Terbaru : Perang Baccarat !!!

    Promo :
    - Bonus Rollingan 0,5%, Setiap Senin
    - Bonus Referral 20% (10%+10%), Seumur Hidup


    Wa :+855964967353
    Line : arena_01
    WeChat : arenadomino
    Yahoo! : arenadomino

    Situs Login : arenakartu.org

    Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
    Min. DEPO & WD Rp 20.000,-

    INFO PENTING !!!
    Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Nasi Ketan Kuning

Dokpri Pengalaman jadi anak kost untuk pertama kalinya ketika merantau ke Lampung selama 9 bulan membuatku sehari-hari terbiasa menyiapkan makanan sendiri. Kebetulan di kosan setiap hari selalu masak karena aku dan kawan kost tak terlalu tertarik dengan menu makanan yang dijual di luar. Selain itu, hemat juga kaaann. Nah seringnya masak membuat pelan-pelan aku terdorong mencoba menu-menu baru. Salah satunya ketika diberi beras ketan oleh ibu guru. Awalnya bingung mau diapakan, akhirnya karena aku suka kunyit, kenapa tak kubikin ketan kuning saja, pikirku. Hari itu pun tiba, tapi aku tak ingin bahas tutorial cara membuat nasi ketan kuning karena infonya sudah tak terhitung di Om Google. Yang menarik untukku adalah, aku menemukan satu makna tersembunyi dari makanan yang satu ini. Begini ceritanya ... Awalnya aku membuat nasi ketan kuning sedikit terlebih dahulu sebagai tahap awal percobaan. Hasilnya? Enak tapi terlalu lembek. Pelajarannya adalah, jumlah airnya harus aku kur

Jaling, Lalapan Super dari Lampung

Kenalkan. Ini adalah Jaling. Lalapan yang katanya masih satu geng dengan jengkol dan Pete. Aku menemukan ini pertama kali di Lampung ketika diajak makan bersama oleh Kantor di sebuah rumah makan dan kedua kalinya ketika makan bersama dengan kader Posyandu. Katanya, ini adalah lalapan khas Lampung. Aku dari kecil tidak dibiasakan orang tua makan Pete dan jengkol entah kenapa, sehingga sampai sekarang aku jadi nggak suka rasanya. Teman-teman suka meledek, "Sunda macam apa kamu nggak suka makan Pete jengkol." Hahaha oke-oke emang agak nggak sesuai sama orang Sunda kebanyakan ya. Jadi nggak heran kalau aku juga nggak suka dengan Jaling ini. Waktu itu diminta nyoba oleh Kader, kuicip dengan menggigit sedikit dan rasanya ... Wow ... Lebih tidak enak dari jengkol buatku. Ditambah aromanya yang jauh lebih menyengat berkali-kali lipat. Si Jaling ini masuk daftar lalapan yang belum cocok mampir di lidahku. Tapi terlepas dari itu, aku selalu senang bertemu makanan khas yang jar

Belajar Seni Melepaskan dari Gobind Vashdev Part I

Sumber foto : treindonesia Mendengarkan podcast, hobi baruku hampir setahun belakangan ini untuk mengisi waktu luang. Kadang kuputar sambil bersiap menuju tempat kerja atau sambil setrika baju, berkebun atau bahkan sambil masak. Salah satu podcast yang paling banyak kuputar adalah Podcast Inspigo : Inspiration on the Go dengan tema random mulai dari karir, percintaan, finansial dan lain-lain tapi tema kesukaanku adalah tentang Mindfulness. Podcast bagiku sangat membantu membuka perspektif-perspektif baru dan berlatih memahami ide dan sudut pandang orang lain yang mungkin bisa turut mempengaruhi sudut pandang kita. Salah satu yang paling berkesan bagiku adalah Podcast dengan narasumber Gobind Vashdev, seorang pria berdarah india yang berprofesi sebagai penulis dan pelatih self healing. Dia sebetulnya lebih senang dipanggil sebagai Heartworker atau pekerja hati. Aku tak tahu siapa dia sebetulnya. Baru kenalan dengannya 2 hari yang lalu ketika aku mendengarkan Inspigo sambil ber